#03

725 19 0
                                    

(16.12)

Sejak pulang dari rumah sakit, bibi Rosa tidak membiarkan Carissa keluar dari kamarnya. Gadis itu hanya duduk diatas tempat tidur sambil ditemani Emily.

Dokter mengatakan Carissa butuh istirahat karena tubuhnya yang terlalu lemah karena kelelahan. Beberapa memar sudah dioleskan salep oleh bibi Rosa, salep yang diberikan dokter waktu Carissa diperiksa tadi.

Saat tau terdapat memar ditubuh Carissa, bibi Rosa sempat kembali marah dan akan melaporkan Hades pada Damian, namun sekali lagi Carissa memohon pada bibi Rosa yang akhirnya wanita tua itu luluh kembali dan tidak bisa mengadukan perlakuan Hades.

"Kak, dimana aku harus menyimpan ini?" Tanya Emily menunjuk obat milik Carissa.

Suaranya... Batin Carissa dengan tersenyum, ia berpikir Emily mulai sering berbicara tanpa ia minta terlebih dahulu.

"Simpan di laci itu saja."

Emily melihat laci yang ditunjukkan, ia merapikan obat Carissa dan membawa semuanya untuk dimasukkan ke dalam laci. Saat dibuka, terdapat banyak buku tebal yang memenuhi laci itu.

"Kak, disini penuh dengan buku."

Buku? Ah itu buku milik ibu...

"Em... letakkan bukunya di atas meja saja."

Emily mengambil satu-persatu buku dan ia letakkan diatas meja. Lima buku dengan judul berbeda. Dari tampilan sampul dan lembar yang berwarna kekuningan, seperti nya buku itu adalah novel lama jaman dulu.

Buku koleksi ibu Carissa semasa masih hidup, di simpan dengan baik oleh ayah Carissa dan diberikan pada putrinya saat Carissa sudah bisa membaca. Buku itu disimpan hingga saat ini.

Mengambil buku terakhir, Emily membeku disaat ia melihat sebuah lembaran hitam yang berada tepat dibawah buku terakhir yang ia ambil.

"Kak..."

Carissa yang memandang ke arah jendela mengalihkan pandangan nya pada Emily. Detik itu juga jantung nya berdetak cepat. Matanya seperti takut bertatapan dengan Emily namun ia juga tidak bisa mengalihkan pandangan nya.

Seolah membeku, perasaan yang terasa sangat tidak nyaman datang menyelimuti. Ketakutan, kemarahan, kesedihan dan rasa bersalah bercampur menjadi satu membuat Carissa bingung.

"Kak Rissa!"

Emily langsung mendekat pada Carissa setelah meletakkan lembaran yang ia bawa saat melihat Carissa yang tiba-tiba menangis dengan kedua tangan meremas hampir seperti menjambak kuat rambutnya sendiri.

"Tidakk! Selia jangan..!"

"Kak..tenanglah, ini aku Emil..kak, kak Rissa!"

"Jangan!! Jangan...kumohon...tidak! Tidak!!!"

"Kak dengarkan aku, aku Emily..."

"Aku mohon jangan sakiti dia... tidak...!!"

Emily bingung harus melakukan apa, ia tidak bisa menahan tangan Carissa yang terus-menerus menarik kuat rambutnya sendiri. Terlintas di pikiran nya, untuk memanggil bibi Rosa dan Enily.

"Kak, tunggu sebentar."

Tanpa banyak bicara lagi Emily berlari keluar dari kamar Carissa dan menuju rumah Hades. Pastinya bibi Rosa dan Enily ada disana.

"Enil!!!"

"Astaga suara siapa itu?"

"Lihat disana."

"Emily? Itu Emily kan?"

"Bukankah dia bisu?"

"Aku juga tidak tau."

H A D E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang