#08

622 18 0
                                    

(23.23)

Hujan deras mengguyur kota, kilat yang sesekali muncul tak membuat Carissa takut untuk pergi ke dapur sendirian.

Hades kembali ke penthouse dan mendengar suara dari arah dapur. Ia melangkah menuju dapur, melihat Carissa yang sedang meminum segelas air putih. Carissa yang membelakangi Hades tidak mengetahui keberadaan Hades yang tepat berada di belakang nya.

Tanpa suara Hades berjalan dengan cepat mendekat pada Carissa.

"Aghhh!"

PRANG.

Carissa reflek berteriak kencang saat merasakan sakit pada bagian kulit kepala nya. Sedetik kemudian ia langsung sadar jika Hades lah pelaku nya, rambutnya dijambak kuat hingga Carissa merintih kesakitan.

"Tu-an..."

Hades hanya diam memperhatikan wajah kesakitan Carissa, tangannya tidak mengendurkan jambakan nya sama sekali.

"Sa-sakit...tuan to-long..lepas..a-akh.."

Tanpa melepaskan rambut hitam Carissa, Hades menyeret nya menuju kamar mandi di dekat dapur. Melepaskan cengkraman nya sambil mendorong tubuh Carissa jatuh ke lantai kamar mandi.

"Agh..."

Hades menyiram Carissa menggunakan shower, sampai ujung rambut hingga ujung kaki Carissa basah. Setelah nya Hades meninggalkan Carissa mengunci pintu kamar mandi dari luar, lalu pergi kembali menuju kamar nya.

Carissa sendiri tidak berteriak memanggil nama Hades agar membuka kan pintu. Ia hanya diam, tubuhnya merasa kedinginan. Ditambah udara yang menjadi lebih dingin karena hujan yang belum berhenti.

Dulu meskipun tidak melakukan kesalahan apapun, Carissa akan tetap di hukum oleh Hades. Tapi setahun terakhir ini ia hanya akan di hukum jika melakukan kesalahan seperti saat Selia menuduhnya menyakiti perempuan itu.

Namun sekarang Carissa berpikir ia akan kembali dihukum meskipun tidak melakukan kesalahan.

Akan seperti dulu lagi...

#####

(06.05)

Hades kesulitan untuk tidur semalam. Ia baru bisa tidur saat jam menunjukkan pukul empat pagi. Hujan deras tidak membuat Hades takut, ia hanya saja ia takut pada kilat dan suara petir.

Meskipun sudah terbangun, Hades tidak berniat bangkit dari posisi tidurnya. Matanya menatap lurus pada langit-langit kamar dengan pikiran kosong.

Drrtt. Drrtt.

"Hm?"

"Dimana kamu? Apa Carissa bersama mu?"

Carissa...

"Ya, dia bersamaku."

"Kenapa ponsel Carissa tidak bisa ayah hubungi?"

"Dia kehilangan ponselnya."

"Bagaimana bisa...apa kamu tidak membelikan nya yang baru?"

"Jika ayah ingin menghubungi nya, hubungi telpon rumah ku saja."

"Telpon rumah tidak bisa di bawa kemana-mana Hades!"

"Hm..akan ku belikan nanti."

"...pulang. Ayah menunggu, dirumah mu."

"Untuk apa?"

"Ayah ingin berbicara dengan Carissa."

"Ayah bisa bicara padaku, aku akan mengatakan nya pada Carissa."

H A D E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang