37. Gagal Kembali

3.5K 342 66
                                    

Hiro sudah tiba di rumah sakit dan langsung ditangani oleh petugas medis. Anna tidak menghitung berapa lama majikannya ditangani di dalam sana sampai Dokter keluar memberitahukan kondisi pemuda itu. Dokter bilang, luka tusukan di perut Hiro cukup dalam sehingga ia harus mendapat banyak jahitan. Sedangkan pukulan keras pada rongga dada mengakibatkan paru-parunya terluka. Selain itu, terdapat memar miokard yang membuat detak jantung Hiro semakin melambat.

Anna berjalan lunglai keluar dari ruangan Dokter. Dunianya seakan hancur saat tahu separah apa kondisi majikannya. Anna tahu Hiro kuat, ia yakin Hiro bisa bertahan, tetapi Anna tidak tahan melihat pemuda itu kembali pada posisi seperti ini. Terbaring tidak sadarkan diri bersama berbagai alat medis yang melingkupi.

“Arasyi, jika boleh jujur sebenarnya saya sangat marah kepada kamu,” ucap Anna dengan mata tertuju kepada Arasyi. Arasyi menunduk, ia jelas tahu kesalahan besar yang telah ia lakukan. Di sebelahnya ada Juna dan Aiden yang juga ikut menatap lantai. Kompak merasa gagal karena Hiro terluka sampai separah ini.

“Saya minta maaf.” Pemuda itu bergumam. Anna menarik napas pelan dan duduk kembali di kursi tunggu. Sebenarnya Haris juga masih ada di sana, tetapi pria itu memilih memandangi Hiro melalui kaca. Haris jarang sekali menangis, tetapi hari ini air matanya jatuh berulang kali saat menatap sang majikan yang telah gagal ia lindungi.

“Saya maafkan jika Tuan Hiro sudah sadar.” Begitu balasan Anna. Lalu wanita itu mendekati Haris yang langsung mengusap matanya agar tidak ketahuan menangis. “Kita gagal lagi kali ini.” 

Haris mengangguk setuju, ia sangat bisa merasakan hal itu. Selama tujuh tahun ini, ia menjadi orang yang sangat protektif agar majikannya tetap baik-baik saja. Agar tidak terluka karena hal sekecil apa pun. Tetapi ketika bahaya besar menghampirinya, Haris justru tidak bisa hadir tepat waktu.

“Anak baik itu terluka lagi,” ucap Haris sembari tersenyum pedih. Di sebelahnya Anna mulai menangis kembali meski tidak sekeras sebelumnya. Refleks Haris mengusap-usap punggungnya, mencoba menenangkan. “Tapi kita semua tahu jika Tuan Hiro juga anak yang kuat, dan akan segera siuman dalam waktu dekat.”

“Bagaimana jika tidak?”

“Anna, kita percaya saja kepada Tuan Hiro. Karena bagaimana pun akhirnya nanti, pasti Tuan Hiro sudah memberikan usaha terbaiknya.”

Anna tidak menjawab lagi, mengangguk adalah satu-satunya respons yang ia berikan untuk kalimat Haris. Selanjutnya wanita itu kembali diam serta memandangi wajah pucat majikannya dari kejauhan. Sembari menunggu dirinya diizinkan masuk ke dalam.

***

Aya menangis semalaman, ia tidak bisa tidur sekalipun sudah berusaha mati-matian. Hatinya tidak tenang, ia dikuasai gundah semenjak meninggalkan Hiro di hutan sendirian.

“Makan.”

Aya yang sedang meringkuk di atas tempat tidur tersentak, gadis itu melirik Mahesa sejenak, lalu kembali menelungkupkan kepala di atas bantal.

“Aku nggak mau.”

“A—”

“Aku nggak bakal makan sampai aku tau keadaan Hiro,” potong Aya tanpa menatap saudaranya. Mahesa memejamkan mata, menarik napas panjang dan mengembuskannya secara kasar. Ia nyaris hilang kesabaran menghadapi tingkah adiknya.

“Jangan sebut nama bajingan itu di hadapan Abang.” Mahesa memandang adiknya datar dengan piring dan gelas di tangannya. “Abang nggak suka.”

“Seburuk itu ya Hiro di mata Abang?” Akhirnya Aya kembali menatap Mahesa walau dengan tatapan yang dibalut kesedihan. “Padahal udah berkali-kali aku katakan kalau Hiro nggak jahat, karena kalau dia jahat, nggak mungkin aku bisa ketemu Abang dengan selamat kayak sekarang. Hiro pasti udah bunuh aku kalau aku nggak mau ngasih tau informasi tentang Abang ke dia. Tapi jangankan bunuh aku, bikin aku kelaparan aja dia nggak pernah. Dia selalu mastiin aku makan dengan baik, tidur dengan nyaman, terus waktu aku sakit, dia nyariin dokter terbaik buat nyembuhin aku. Dia merasa bersalah, padahal itu salahku sendiri yang nekat makan udang. Dia merasa gagal jagain aku sampai mau nganterin aku pulang kalau aku udah membaik.”

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang