Epilog

2K 173 76
                                    

Waktu terus berlalu, bulan kian berganti, banyak hal yang telah terlewati, banyak momen yang kini tersimpan di memori. Salah satunya adalah momen-momen membahagiakan yang Hiro habiskan di rumah sakit jiwa selama proses penyembuhan.

Tiga bulan lamanya Hiro menjalani terapi, akhirnya ia dinyatakan sembuh total. Beberapa hari yang lalu ia juga telah melakukan biopsi jantung dan hasilnya pun begitu memuaskan, jantung Hiro merespons dengan baik segala bentuk pengobatan dan tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan organ.

Sungguh, tidak ada kata lain yang mampu menggambarkan kondisi Hiro sekarang selain 'bahagia'. Sebab, segala bentuk penderitaan yang ia alami terbayarkan dengan kebahagiaan yang teramat besar.

"Hiro liat! Bangunannya bagus banget! Itu apa ya namanya? Aku pernah liat di internet tapi lupa." Salah satu kebahagiaan yang Hiro dapatkan setelah semua penderitaan adalah senyum lebar gadisnya yang tidak pudar. Gadis itu menunjuk-nunjuk bangunan megah yang berdiri jauh di hadapan mereka dengan penuh semangat.

"The Scott Monument," jawab Hiro seraya tersenyum lebar. Jemarinya dan Aya saling bertautan. Keduanya memakai jaket tebal dan sepatu. Pasalnya saat ini, Edinburgh sedang dihujani salju.

"Woaaah cantik banget." Hiro tidak menghitung berapa banyak Aya memuji kota ini, yang jelas sudah lebih dari sepuluh kali. "Coba fotoin aku di sini."

Padahal, sebelum disuruh pun, Hiro sudah memotret gadis itu dengan kameranya berulang kali. "Sudah."

"Terima kasih, Hiro."

Hiro hanya membalas dengan gumaman pelan sebelum kemudian lanjut menggandeng tangan gadis di sebelahnya untuk menikmati keindahan Edinburgh, kota yang telah menjadi Ibu Kota Skotlandia sejak abad ke-15. Banyak sekali bangunan indah yang memanjakan mata di sana, sehingga tidak heran bila Aya terus menggumamkan pujian saat melihatnya.

"Hiro, ayo bikin boneka salju!" ajak Aya tiba-tiba ketika mereka tiba di sebuah taman yang dipenuhi salju.

Hiro langsung mengangguk setuju, lalu mulai membuat boneka salju bersama gadisnya.

"Kalau kamu udah nggak tahan sama udaranya yang dingin bilang aja ya, biar aku peluk, hehehe," ucap Aya tatkala sedang memperbesar gumpalan salju di tangannya. Sedangkan Hiro merunduk, berusaha menyembunyikan senyuman yang diakibatkan oleh kalimat Aya.

Tak tahan melihat Hiro yang kebanyakan diam, Aya pun melempari gumpalan salju di tangannya hingga mengenai bahu Hiro.

Bugh!

Hiro yang terkejut, sontak menoleh ke arah Aya.

"Kenapa, sih, diam mulu?"

Hiro tidak langsung menjawab, ia mengambil gumpalan salju di dekat kakinya dan melemparkannya kembali ke arah Aya. "Karena saya ingin menjadi pendengar saja."

Alih-alih mendengarkan kalimat Hiro, Aya justru fokus pada gumpalan salju yang mengenai dahinya. Gadis itu langsung manyun, sedangkan Hiro tertawa terbahak-bahak.

"Maaf-maaf, saya tidak tahu kalau saljunya akan mengenai dahi kamu hahaha!"

"Kamu pasti sengaja 'kan!" Aya manyun.

Hiro menggeleng sembari tertawa. "Tidak hahaha!" Lalu ia langsung berlari saat Aya mulai mengejarnya.

"Boong banget! Kamu pasti sengaja lemparin jidat aku!" tuduh Aya saat ia sudah berhasil menarik jaket Hiro dari belakang, Hiro mencoba melepaskan dirinya, nahasnya keduanya malah terjatuh di atas tumpukan salju. Hiro jatuh dengan posisi tengkurap bersama Aya di atas punggungnya. Namun, sedetik setelahnya Hiro langsung berbalik, menukar posisinya hingga Aya yang berada di bawah.

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang