45. Tanpa Penolakan

2.4K 163 59
                                    


Guys sebelum baca part ini lebih baik baca part ini dulu ya, tapi kalau gak baca juga gpp siihh

Karya karsa: PelangiMimpi7

Kurang dari satu jam Aya menghabiskan waktu bersama Hiro di rumah Edo sebelum pemuda itu kembali dijemput secara paksa oleh para pengawalnya, akan tetapi hal itu benar-benar membekas di pikiran Aya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang dari satu jam Aya menghabiskan waktu bersama Hiro di rumah Edo sebelum pemuda itu kembali dijemput secara paksa oleh para pengawalnya, akan tetapi hal itu benar-benar membekas di pikiran Aya. Ia masih belum lupa ketika Hiro merebahkan kepala di pangkuannya, ia juga belum lupa ketika Haris hadir dan mengacaukan segalanya. Demi apapun, hal tersebut benar-benar membuat Aya terus menitikkan air mata mengingatnya.

“Katanya mereka mau ngelindungin Hiro, tapi kalau Hiro dikurung terus di rumah sakit jiwa yang ada dia malah makin menderita,” racau Aya di hadapan Mahesa yang sejak tadi duduk di hadapannya. Mahesa menghela napas keras sebelum kemudian mengusap air mata adiknya dengan ibu jari.

“Ngeliat kamu nangis terus kayak gini, Abang jadi nyesel bawa kamu ketemu Hiro semalam, harusnya Abang rahasiain aja soal dia biar kamu nggak makin sedih kayak sekarang,” ujar Mahesa tiba-tiba, membuat Aya langsung memukul bahunya geram.

“Kok gitu?! Padahal udah bener Abang ngasih tau aku soal Hiro, aku jadi bisa liat dia meski pun cuma sebentar. Aku emang sedih waktu tau kejiwaannya memburuk tapi setidaknya aku bisa ngobatin rasa kangen aku ke dia.” Aya berkata jujur, pertemuannya dengan Hiro betulan mampu mengobati rindunya yang sudah ia tahan selama berbulan-bulan. Mungkin Hiro masih belum merengkuhnya seperti biasa, tapi setidaknya Aya masih bisa melihat tatapan indah dan menggenggam tangan lembut Hiro meski tidak seberapa lama. “Sekarang aku mau ke rumah sakit jiwa itu buat ketemu Hiro la—”

“Nggak bisa, Aya, pengawal di sana pasti bakal ngelarang kamu ketemu Hiro,” potong Mahesa, meruntuhkan harapan Aya. “Tapi kalau kamu emang pengen banget ketemu Hiro lagi dalam waktu dekat Abang bakal cari cara biar kalian bisa ketemu. Syaratnya kamu harus sabar dan nggak boleh nangis lagi, oke.”

Cepat-cepat Aya mengangguk dan tersenyum meski matanya masih basah dengan air mata. “Iya.”

“Gitu dong, senyum, kan cantik.” Mahesa mengusap-usap rambut Aya hingga gadis itu berakhir memeluknya.

“Makasih ya, Bang.”

“Iya.”

***

Sementara di sisi lain Haris senang usaha mereka membuahkan hasil hingga Hiro ditemukan dan dipulangkan ke tempat seharusnya. Ia juga bersyukur karena Mahesa tidak begitu mempersulit usahanya dalam membawa Hiro kembali ke rumah sakit jiwa. Selain itu, Haris juga sangat berterima kasih kepada seorang warga yang melihat Mahesa membawa Hiro masuk ke rumah seorang pemuda bernama Edo dan memberitahukan hal itu kepadanya. Sungguh, hal tersebut benar-benar memudahkan proses pencarian yang mereka lakukan.

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang