3!

1.6K 86 27
                                    

Lampu belajar menjadi penerangan di kamar gelap itu. Detik jarum jam terdengar, beriringan dengan suara ketikan keyboard laptop milik seseorang yang sedang sibuk di meja belajar. Sesekali dia menguap karena kantuk, terkadang juga dia menggosok matanya yang terasa perih.

Namanya, Chiko. Siswa kelas XI-4 IPA SMA Gemilang.

Sambil mengetik daftar pustaka makalah tema Bahasa yang sebentar lagi rampung itu, dia menggigit roti kemasan yang sempat dia beli sore tadi sebelum pulang ke asrama. Setidaknya makanan bisa membuat rasa kantuknya berkurang. Kebetulan, perut Chiko juga sedang keroncongan.

"Belum tidur, Ko?" Suara terdengar dari arah ranjang tingkat yang ada di pojok kamar. Tampaknya teman sekamar Chiko baru saja terbangun dari tidur. "Jam berapa, sih? Masih nugas lo?" Terdengar suara menguap yang keras.

Chiko hanya menoleh sekilas, kemudian kembali fokus kepada pekerjaannya, seolah tidak pernah ada yang bicara sebelumnya.

"Besok masih hari Selasa, kalau lo lupa." Kelvin, teman sekamar Chiko mencoba untuk mengingatkan. Dia menarik selimut tinggi-tinggi, dan mencari posisi yang nyaman di bantal untuk kembali tidur.

"Terus?" sahut Chiko acuh tak acuh.

"Besok kita masih harus sekolah pagi-pagi," balas Kelvin terdengar sangat mengantuk.

"Terus?"

"Hah, susah emang ngomong sama anak ngeyel kayak lo." Kelvin membalikkan badan. Memilih untuk memeluk guling dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu, daripada mengurusi teman sekamarnya yang keras kepala melebihi batu.

"Gak jelas." Chiko bergumam.

Akhirnya makalah yang dia garap selesai juga. Chiko menghela napas lega sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat pegal. Dia lantas segera mengirim file makalah tersebut kepada sebuah nomer yang tak dia simpan ke kontak telepon.

Tugas beres. Berhubung yang kali ini jasa kilat, jangan lupa transfer 2x lipat. Thanks.

Setelah mengirim pesan tersebut, Chiko beranjak dari meja belajar. Dia berjalan menuju ranjang tingkat yang ada di pojok kamar dengan lemas. Semalaman ini dia telah mengerjakan banyak sekali tugas sekolah dengan tingkat kesulitan yang bervariatif. Dari PR ecek-ecek, hingga makalah dan proposal. Jika otaknya adalah mesin (dalam artian sebenarnya), mungkin sejak tadi sudah mengeluarkan asap pekat yang memenuhi sepenjuru ruangan.

Chiko menaiki tangga. Tempat tidurnya ada di ranjang atas. Dia langsung merebahkan tubuhnya begitu sampai. Memejamkan matanya dan merentangkan tangannya. Menikmati kasur yang tak begitu empuk itu dengan penuh khidmat.

Rasanya lelah.

Kehidupan Chiko hanya berisi sekolah, belajar, dan mengerjakan tugas. Jika kehidupan Chiko adalah sebuah grafik fungsi, maka namanya adalah fungsi monoton. Hanya garis lurus yang membosankan.

Setidaknya meski monoton, Chiko masih mendapatkan sesuatu dari sana.

Uang.

Perlahan Chiko mulai membuka kedua matanya. Dia menatap lurus ke arah langit-langit kamar yang terasa dekat dari wajahnya itu dengan sorot hampa.

Mengerjakan tugas sekolah yang bertubi-tubi itu sangat memuakkan. Apalagi tugas milik orang lain. Namun, hanya ini yang bisa Chiko lakukan untuk mencari uang.

Dia tidak bisa bekerja paruh waktu karena harus berada di asrama. Beasiswa yang dia dapatkan juga hanya menutupi biaya SPP saja. Dia pun hanya diberi bekal uang yang sedikit setiap bulannya. Jika terus hidup serba pas-pasan tanpa pemasukan, Chiko mana mungkin bisa menabung untuk cita-citanya kuliah di kedokteran.

Jadi untuk saat ini, Chiko akan memaksimalkan apa yang bisa dia lakukan.

Ketika Chiko hampir saja akan terlelap, suara notifikasi handphonenya terdengar. Chiko langsung bangun dan turun dari ranjangnya meski malas. Jika itu adalah notifikasi dari pelanggannya, tentu Chiko tidak akan mengabaikan. Jika bukan, maka Chiko akan kembali ke tempat tidur. Jadi dia akan memastikan dahulu.

Chiko mengernyit bingung saat melihat ada sebuah nomer tidak dikenal mengirimkan pesan kepadanya. Namun pesan yang ini agak berbeda dengan pesan lainnya.

UNDANGAN EKSKLUSIF UNTUK BERGABUNG KE SITUS 3!

Selesaikan misi rahasia dan dapatkan poin. 1 poin bernilai 100 ribu rupiah.

*LINK*

Silakan tekan link di atas jika Anda tertarik dengan penawaran.

Penawaran tidak berlaku setelah 24 jam pesan terkirim.

Mr. Black. 

***

Cerita ini sebenarnya udah aku tulis sejak awal tahun 2023, tapi macet di tengah jalan. Setelah banyak revisi, akhirnya aku memberanikan diri untuk publish di akhir tahun 2023. Semoga dapat terselesaikan :)

Oh, iya, 3! itu dibacanya tiga faktorial, ya 😉

Filosofinya? Rahasia dulu wkwk *padahal lagi mikir keras*

TIGA FAKTORIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang