1. SMA Gemilang

827 79 22
                                    

Di depan cermin, Chiko merapikan dasi abu-abu bergaris yang dia kenakan. Almamater biru dongker dia ambil dari gantungan baju yang ada di lemari. Setelah memastikan penampilannya telah sempurna -sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku - Chiko segera mengambil ranselnya dan berjalan keluar dari kamar.

"Ko!" Kelvin memanggil.

Chiko menoleh. Dengan cekatan dia menangkap sesuatu yang Kelvin lempar ke arahnya tanpa aba-aba terlebih dahulu. Ternyata sebuah pin logam berbentuk planet dengan huruf A di tengahnya. "Lo mau dihukum gara-gara gak pakai Pin Asrama?"

Chiko hampir saja lupa.

Dengan malas dia mengenakan pin itu di kerah almamaternya. Sekarang penampilannya baru sempurna. Dasi, almamater, dan tak lupa Pin Asrama. Laki-laki itu menghela napas. "Ya udah, gue duluan."

Kelvin tak menanggapi karena terlalu sibuk membereskan buku-bukunya ke dalam tas.

Chiko bergegas keluar saat melihat arloji di tangannya. Dia berjalan dari gedung asrama ke gedung sekolah yang letaknya saling berseberangan di sebuah jalan.

Gerbang SMA Gemilang terbuka lebar. Chiko berjalan dengan santai saat tahu dia tidak terlambat. Tempat Chiko menuntut ilmu saat ini, adalah sekolah yang dia idam-idamkan sejak masih SMP dulu. Salah satu sekolah asrama terbaik di Indonesia. Seperti namanya, sekolah ini memiliki banyak prestasi gemilang. Murid-murid berprestasi, juara Olimpiade, lomba, hingga langganan peraih skor UTBK tertinggi di SNBT. Tak heran jika SMA Gemilang menjadi sekolah favorit dan santer di kotanya.

Satu hal yang membuat SMA Gemilang berbeda dengan sekolah sederajat lainnya, yaitu mengenai sistem asrama. Di SMA Gemilang, semua murid diwajibkan untuk tinggal di asrama selama 3 tahun. Asrama pun dibagi ke dalam 3 bagian besar; Antariksa, Benua, dan Dirgantara. Atau juga bisa disingkat sebagai asrama A, B, dan D.

Sampai sekarang Chiko tak mengetahui bagaimana sistem penyortiran asrama di sekolahnya. Kabar burung yang beredar mengatakan, bahwa penempatan asrama itu melalui hasil tes Psikologi yang sempat diikuti oleh anak-anak yang lolos ujian masuk.

Perbedaan 3 asrama terlihat jelas dari Pin Asrama yang wajib dikenakan setiap harinya.

Untuk asrama Antariksa, pin logam berbentuk planet dengan huruf A seperti yang Chiko pakai sekarang. Untuk asrama Benua, diwakili oleh pin logam bentuk pohon beringin dengan huruf B di tengahnya. Sementara itu, asrama Dirgantara diwakili pin bentuk pesawat dengan huruf D di tengahnya. Jadi, cukup mudah untuk mengidentifikasi asal asrama siswa di SMA Gemilang.

Chiko cukup tidak menyukai sistem asrama di sekolahnya. Sistem ini membuat siswa-siswi SMA Gemilang menjadi terpecah belah.

Siswa-siswi SMA Gemilang memiliki tingkat royalitas yang sangat tinggi pada asrama yang mereka tempati. Hingga tidak jarang, anak-anak akan lebih senang bergaul dengan teman seasramanya saja. bahkan juga sampai terjadi permusuhan antar asrama satu dengan asrama yang lain. Hal itu didasari oleh kefanatikan dan persaingan antar 3 asrama yang terbilang sengit. Setiap asrama ingin membuktikan bahwa asrama mereka yang terbaik.

Langkah Chiko menuju kelasnya terhenti saat seseorang menepuk punggungnya dengan keras. Dia menoleh, mendapati seorang laki-laki dari asrama Dirgantara sedang tersenyum ke arahnya, bahkan sampai merangkul bahunya sok akrab. Padahal Chiko yakin bahwa mereka berdua tidak saling mengenal.

Sangat janggal.

"Hai, Bro. Nama gue Reyza. Dari asrama D." Orang itu memperkenalkan diri tanpa disuruh. "Panggil aja Rey." Dia tersenyum sok akrab, yang hanya dibalas Chiko dengan delikan tak bersahabat.

Chiko segera menyingkirkan tangan Rey dari bahunya dengan kasar. Lantas pergi begitu saja. Namun, laki-laki bernama Reyza yang sok akrab itu terus mengikuti dan berusaha berjalan beriringan dengan Chiko.

TIGA FAKTORIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang