11. Mencari Tahu (1)

355 55 23
                                    

Mading karya SMA Gemilang terletak di lantai satu, tepatnya berjarak sekitar sepuluh meter dari mading informasi yang terletak di tengah-tengah perbatasan gedung IPA dan IPS. Mading karya masuk ke wilayah gedung IPA, sementara itu ada satu mading lagi, yaitu mading berita (milik klub Jurnalistik) yang masuk ke wilayah gedung IPS.

Jika mading informasi berisi pengumuman atau praktisnya informasi-informasi terbaru dari sekolah, maka mading berita adalah mading yang berisi buletin, karikatur sindiran, dan tentu saja —yang paling utama— yaitu berisi artikel-artikel berita buatan anak-anak Jurnalistik tentang hal terpanas di sekolah. Bahkan tak jarang, postingan di akun Lambe Turah SMA Gemilang juga dipajang di mading berita.

Sedangkan itu, mading karya —seperti namanya— berisi karya-karya dari siswa/siswi SMA Gemilang. Tempat terbaik untuk murid memamerkan karya mereka, entah itu sketsa gambar, komik singkat, lukisan, cerpen, puisi, dan hal-hal semacam itu. Beberapa orang mendapatkan popularitas karena karya mereka. Mading karya seumpama 'panggung'-nya si Para Seniman.

Seperti contohnya, Kinara. Siswi Asrama Benua, kelas XI-1 IPA, teman sekamar Rona (sebelum gadis itu mengakhiri hidup, tentu saja).

Kinara adalah komikus santer di SMA Gemilang. Gaya gambarnya sangat khas. Cerita singkat yang ia sampaikan di dalam komik juga singkat, tetapi mengesankan. Terkadang selain membuat komik, Kinara juga beberapa kali membuat lukisan dari cat air. Namun, kharisma utamanya tetap pada komik.

Terakhir kali tersebar kabar bahwa Kinara akan mewakili sekolah dalam kontes membuat komik antar SMA, tetapi sesuatu hal membuat Kinara mundur. Tidak ada yang tahu apa alasannya.

Selain Kinara, ada satu komikus favorit di SMA Gemilang. Komikus itu menggunakan nama samaran: Imaji Senja. Namun, sudah cukup lama karya-karya Imaji Senja menghilang dari mading Karya.

Yang pasti, hari ini komikus Kinara adalah target utama Rasa dan Bunga. Bukan Si Imaji Senja yang entah sudah hilang ke mana.

Dan tepat seperti rencana yang telah disiapkan, Bunga menyelinap di antara kerumunan orang-orang yang sedang melihat mading karya. Dengan sengaja ia memilih berdiri di samping Kinara yang sedang tersenyum bangga melihat komik buatannya diletakkan di tengah-tengah mading.

"Gila. Komiknya bagus banget, sih!" Bunga bersuara dengan nada yang sedikit keras. Sengaja supaya Kinara dapat mendengarnya. "Gambarnya rapi banget. Bagusss. Yang buat pasti jago banget tuh."

Kinara yang berdiri di samping Bunga, melirik ke arah gadis berambut sebahu tersebut. Senyuman bangga terlihat di wajahnya. Karyanya dipuji tepat di hadapannya.

"Siapa sih yang bikin?" Bunga sedikit memajukan badannya, pura-pura mencari nama pencipta di kertas komik tersebut. Hingga akhirnya, jarinya berhenti di tulisan kecil yang ada di pojok kanan atas kertas. "Kinara Kania, XI-1 IPA."

"Itu gue."

Bunga menoleh ke arah Kinara. Ternyata gadis itu merespons lebih cepat dari dugaan. Tampak senyuman bangga bercampur malu di wajah Kinara.

"Hah? Ini ... Kak Kinara? Pembuat komik ini?" tanya Bunga dengan ekspresi takjub yang terkesan alami. "Ya ampun ... selain jago gambar, ternyata cantik juga, ya?"

Pujian Bunga itu semakin membuat hidung Kinara terbang ke langit-langit. Gadis itu melipat tangannya di depan, membusungkan dada, dan sedikit mengangkat dagunya. "Yah ... sebenarnya ini biasa aja, sih."

"Ya ampun, Kak! Gue nge-fans banget sama semua karya-karya lo!" Bunga melompat-lompat saking antusiasnya. Dari kejauhan, Rasa mengawasi. Gadis itu cukup kagum dengan kemampuan akting Bunga yang mumpuni. "Gue yakin, gak ada orang yang lebih jago bikin komik di sekolah ini selain lo!"

TIGA FAKTORIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang