39. Tawaran Kepala Sekolah

258 35 6
                                    

Ciss dulu yang malmingnya ditemani Chiko, Sagara, Elang, Rasa, dan Bunga XD

Jangan lupa vote dan komen guys~

Happy Reading!

***

Ruang rahasia menjadi tempat perayaan berhasilnya misi kedua Tiga Faktorial, sekaligus terpilihnya Sagara sebagai ketua Himpunan. Makanan dan minuman memenuhi meja dengan anggota Tiga Faktorial yang duduk mengelilinginya. Seperti perayaan misi pertama, anggota Tiga Faktorial saling bersulang dengan soda kaleng dingin yang baru saja Elang beli.

"Bersulang untuk berhasilnya misi kedua Tiga Faktorial!" teriak Sagara dengan euforia.

"Sekaligus untuk kemenangan Sagara di pemilihan hari ini!" lanjut Rasa, membuat Sagara tersenyum malu tidak jelas.

"CISS!" seru mereka berlima kompak, sebelum akhirnya meminum soda dengan suka cita.

Suara notifikasi mengalihkan perhatian kelima remaja itu. Mereka saling memandang, lantas segera mengecek handphone masing-masing. Benar dugaan mereka, ternyata ada notifikasi baru dari situs Tiga Faktorial.

"Gue mencium bau uang," kata Elang sambil terkikik geli.

Seperti yang diprediksi, notifikasi tadi merupakan pemberitahuan tentang pencairan poin sebagai tindak lanjut pengkonfirmasian selesainya misi kedua yang telah mereka submit sebelumnya. 250 poin masuk ke akun mereka masing-masing, dan akan diambil di tempat dan jam yang berbeda-beda.

Chiko tersenyum menatap layar handphone-nya. Tabungan pendidikannya akan bertambah sebentar lagi. Impiannya untuk bisa kuliah tanpa menyulitkan orang rumah semakin terlihat jelas. Meski mungkin tak sepenuhnya tertutupi, setidaknya Chiko memiliki pegangan uang. Dia bisa memulai bisnis kecil-kecilan saat kuliah nanti untuk menunjang kehidupan sehari-harinya. Membayangkan semua itu, dia jadi makin tidak sabar.

Di samping Chiko, ada Bunga. Gadis itu memejamkan mata sembari memeluk handphone-nya dengan riang. Baru saja kemarin dia mendapat kabar bahwa ayahnya kembali jatuh sakit dan membutuhkan biaya pengobatan. Dengan uang yang dia dapat, Bunga bisa meringankan beban yang orang tuanya pikul. Dia merasa senang karena bisa berguna.

Beralih dari Bunga, ada Elang. Laki-laki dengan jersey bola itu bertopang dagu sembari memikirkan barang apa yang harus dia beli dengan uang sebanyak itu. Sepertinya dia harus membeli buku dan mainan untuk anak-anak di panti tempatnya tinggal. Tidak lupa mengirimkan makanan dan kue yang banyak, supaya mereka tidak berebut.

Sedangkan Sagara di tempatnya hanya diam sambil bersedekap. Dia sejak awal sudah menetapkan uang yang dia dapat untuk semua keperluannya sendiri. Entah itu tabungan pendidikan, atau untuk membeli laptop spek tinggi karena Sagara sangat menyukai IT. Dia tidak berniat untuk membagi hasil kerja kerasnya kepada orang-orang yang disebut keluarga. Sagara rasa dia tidak memilikinya. Keluarganya sudah hancur sejak kedua orang tuanya berpisah.

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda, sejalan dengan latar belakang yang dimiliki. Melihat temannya satu persatu, Rasa tersenyum bahagia. Baginya uang yang didapat dari misi ini tak begitu berarti, karena sejak awal orientasi gadis itu bukan materi. Dia mendapat sesuatu lain dari Tiga Faktorial yang tak ternilai harganya.

"Kita belum pernah foto bareng gak, sih?" ujar Rasa saat baru menyadarinya. Terlalu fokus menjalani misi membuat anggota Tiga Faktorial sampai lupa bahwa mereka tidak pernah mengambil foto bersama. Padahal tidak terhitung berapa kali mereka bertemu dan bersama.

"Bener juga," sahut Chiko sambil manggut-manggut. Tanpa tunggu lama dia menekan ikon kamera di handphone-nya, kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. "Sini merapat!"

TIGA FAKTORIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang