8. Tiga Faktorial

423 64 22
                                    

Jam pulang sekolah.

Tidak semua anak kembali ke asrama. Ada yang masih tinggal di sekolah untuk ekstrakulikuler ataupun kerja kelompok. Sekolah tidak pernah benar-benar sepi. Setidaknya sampai jam 6 sore nanti.

Chiko berjalan bersama Kelvin untuk pulang ke asrama. Mereka berdua mengobrol membicarakan mengenai klub sepakbola favorit mereka. Tak sengaja mereka berdua melihat adegan perundungan di bawah tangga saat melewat.

Terlihat seorang siswa yang diketahui anak kelas 12 sedang menendang kelas 10 yang tergeletak di tangga. Chiko menatap kakak kelasnya itu dengan kening berkerut. Cowok itu merupakan salah satu orang yang ikut ke pemakaman Rona hari ini. Salah satu bagian dari lima orang anak Benua yang tadi pembicaraannya Chiko kuping di pemakaman.

"Woi, lo ngapain berhenti? Mending kita cepetan pergi dari sini. Daripadanya nanti ikut keseret," bisik Kelvin sambil menarik-narik Chiko agar menjauh dari sana. Nihilnya, Chiko bahkan tak bergerak sedikit pun dari tempatnya. "Eh, si batu."

Chiko terlalu fokus memperhatikan perundungan yang dilakukan kakak kelasnya itu kepada juniornya. Penganiayaan. Kakak kelasnya itu beberapa kali menendang si junior dan membentaknya dengan makian kasar.

"Ada perundungan di depan mata lo, dan lo cuma diem?" kata Chiko.

"Menurut lo gue harus pergi ke sana jadi pahlawan kesiangan gitu?" Kelvin memutar bola matanya malas. "Bully di sekolah itu udah biasa kali. Di semua sekolah juga ada. Bukannya menormalisasi, tapi ya realistis ajalah. Kalo lo ikut campur, lo bakal ikut kena masalah. Apalagi kalau lo berurusan sama orang yang gak sembarangan, hidup lo bakal susah."

Chiko menatap Kelvin bingung, minta penjelasan atas kalimat terakhir cowok itu.

Kelvin menghela napas berat. "Itu Kak Neo, anak kelas 12 IPA, Asrama Benua, tukang bully, dan orang tuanya itu pejabat negara. Gue gak tahu jabatan pastinya, yang pasti bukan sembarangan. Mending lo jangan berurusan sama dia, karena dia bukan cuma punya uang tapi kekuasaan."

Kelvin segera menyeret Chiko pergi dari sana, sebelum Neo menyadari bahwa ada orang yang menyaksikan tindak perundungannya. Jika mereka ketahuan, semua akan berubah menjadi rumit.

"Gue tahu lo kasihan, tapi gimana lagi, Bro. Lo juga pasti gak mau, 'kan, ngorbanin ketenangan lo di sekolah ini?" Kelvin terus berceloteh di sepanjang perjalanan. "Gue kira lo udah tahu banget sama sekolah kita. Ternyata masih kudet juga. Masa Kak Neo aja lo gak tahu." Cowok itu mendengus. "Makanya gue bilang juga apa. Lo itu harus follow akun Lambe Turah SMA Gemilang supaya update."

Namun, Chiko tak begitu mendengarkan ocehan Kelvin karena terlalu sibuk memikirkan tindak perundungan yang baru saja ia saksikan.

Apa mungkin ... Rona juga-

Pikiran Chiko buyar saat ponselnya bergetar dari saku celana. Langkahnya terhenti, begitu juga dengan Kelvin. Chiko mengeluarkan ponselnya dan membaca notifikasi terbaru dari situs 3!.

.

PERHATIAN!

Ikan Cupang, Anda diharuskan datang ke gudang gedung IPS di lantai 3, hari ini pukul 4 sore tepat.

Jika Anda tidak hadir, maka itu berarti pengunduran diri Anda dari keanggotaan Tiga Faktorial.

Mr. Black.

.

Chiko terdiam saat membaca tulisan itu.

"Kenapa lo?" tanya Kelvin kepo sambil memajukan kepalanya agar dapat mengintip layar ponsel Chiko. Namun dengan sigap Chiko menjauhkan ponselnya lantas mematikannya. "Si anjir."

TIGA FAKTORIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang