Tak kenal maka tak sayang

256 35 9
                                    

Seokjin's POV

Dalam seminggu saja wanita dan anak itu pindah ke rumah ini sudah membuat suasana rumah tampak begitu sangat berbeda.

Aku tak tertarik lebih dekat dengan mereka, biarlah itu menjadi urusan papa. Aku hanya ingin cepat selesaikan studiku agar bisa cepat punya alasan pergi dari rumah untuk teruskan studi di luar negeri. Hanya itu yang aku inginkan.

Wanita itu, Miss Haarin aku akui memang wanita yang bukan hanya sangat cantik namun juga hangat dan menyenangkan. Dia mungil dan ceria. Mungkin itu yang membuat papa tertarik hingga menikahinya. Namun aku tahu dia juga harus siap sewaktu-waktu papa bosan karena pada kenyataannya semua wanita papa selama ini cantik, muda dan berkelas. Bahkan wanita yang dipanggil oleh papa sebagai Miss Haarin ini merupakan sosok yang paling sederhana yang bersama papa.

Sudut-sudut ruangan penuh dengan rangkaian bunga yang wangi semerbak setelah kepindahan wanita ini. Makanan diatas meja juga tampak berbeda dari masakan yang biasa pembantu rumah kami masak. Lebih beragam dan lebih lezat.

Seperti pagi ini, kami berempat duduk di meja makan. Aku enggan makan bersama mereka, namun atas desakan papa akhirnya aku menyerah. Baiklah sekali saja, setelah itu tak akan lagi makan dengan mereka.

Makanan lezat dan hangat semua kesukaanku ada diatas meja, namun melihat papa yang duduk berdekatan hingga hampir berpangkuan dengan wanita itu membuatku enek dan hilang selera makan.

Sementara remaja yang sudah memakai seragam sekolah itu matanya berbinar bahagia melihat sang mama dan papa yang tampak mesra.

"Miss Haarin tidak lagi menjadi guru di sekolah Jungkookie, dia berhenti atas permintaan papa. Dia akan fokus mengurus kalian bertiga dan papa. Joonie sebentar lagi juga akan kembali dari wajib militer dan teruskan kuliahnya" secara tiba-tiba papa membuatku bertambah  kehilangan selera makan.

Aku tinggalkan meja makan dengan cepat dan berlari naik ke kamarku untuk mengambil tas dan segera pergi ke kampus. Kehadiran dua orang baru itu saja sudah membuatku enggan tinggal dirumah ini, apalagi dengan akan ketambahan satu lagi. Yang aku tak tahu bagaimana wajah dan juga tingkah lakunya. Sial.

"Jinnie !! Bisa tidak kau sopan sedikit ketika di meja makan ??" tiba-tiba papa sudah di kamarku.

"Memangnya apa yang aku lakukan ??" jawabku cuek sambil memasukkan buku-buku ke dalam tas.

"Jangan tinggalkan meja makan begitu saja, apa pandangan mereka tentangmu jika sikap kamu seperti ini ?" suara papa meninggi, okay dia marah.

"Lalu aku harus bagaimana ?? Menyambut bahagia orang-orang yang kita tak tahu apa yang akan mereka lakukan suatu saat padaku ?? Bisa saja mereka suatu saat akan berkolaborasi membunuhku dan memanipulasi papa agar harta papa semua bisa mereka kuasai !!" jawabku juga meninggi.

"Jinnie !! Jaga ucapanmu !! Kau sangat kekanak-kanakan, dewasalah sedikit. Kau harus hormati keputusan papa. Mereka tak akan mengambil apapun darimu, semua sudah diatur notaris, papa mati sekarangpun kau dan tujuh keturunan kamu kelak tak akan kekurangan. Oh Tuhan. Apa kau mau papa habiskan masa tua sendirian ??"

"Tidak juga, hanya saja...kenapa harus janda dua anak ?? Apa papa kehabisan koleksi gadis seumuranku ??"

"Itu karen papa memikirkan kamu, jika papa menikah dengan gadis seumur kamu mungkin kamu berakhir diracun mereka, tapi Miss Haarin, dia keibuan dan akan menyayangi kamu seperti dia menyayangi kedua putranya"

Hah itu hanya teori !

"Terserah, tapi jangan pernah membentakku lagi, aku tak suka. Kalau papa tak mau terganggu olehku, biarkan aku tinggal di apartemen"

"Tidak !! Kau tidak akan kemana-mana"

"Okay, tapi jangan atur aku dalam hal apapun. Aku kuliah" dengan cepat aku berlalu dari hadapan papa sampai kemudian ia memegang lenganku.

"Putraku !! Nak, percayalah papa lakukan ini semua karenamu. Besok ikutlah papa dan Kookie akan pergi ke kamp militer Joonie. Agar kau berkenalan dengan anak itu langsung. Bukankah ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang bukan ??"

***

Hah !! Tak kenal maka tak sayang ?? Pada pemuda bernama Namjoon itu ?? Meninggalkan kuliah untuk lakukan wajib militer lebih cepat ?? Bodoh sekali dia.

Yang benar saja. Apa yang akan membuatku sayang padanya ?? Kenal saja tidak. Kami akan tetap menjadi dua asing yang bersama dengan terpaksa.

Aku yakin pemuda yang sedang tunaikan wajib militer itu wajahnya akan tak jauh-jauh seperti Jungkookie. Polos-polos menyebalkan. Bahkan berkat 'kepolosan' anak itu telah membuat papa memperbaharui lapangan basket yang jarang aku pakai.

Lalu entahlah apalagi yang akan papa lakukan untuk dua bersaudara anak sambungnya itu.

Dan aku juga harus jauh-jauh ikut ke kamp militernya ?? Yang benar saja.

                                          *****

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang