Jin's POV
"Bergeraklah !!" aku sadar wajahku pasti merah atau justru pucat pasi karena kesakitan. Namjoon sepenuhnya ada di dalam diriku, namun pemuda itu tak bergerak namun justru duduk dan merebahkan kepalanya di dadaku.
Maka dengan gemas aku menunduk padanya dan mendongakkan kepalanya padaku.
Dan aku terkejut demi melihat bagaimana penampakan wajahnya kini, matanya naganya terlihat gelap dan kejam, memandangku dengan dingin.
"Joon...!!" bisikku pelan sambil mengusap wajahnya dan aku mulai khawatir.
Mata kami bertemu dan seketika aku ingin bergerak menjauh, namun tiba-tiba kedua telapak tangannya memegangi bokongku dan mengusap pelan.
"Jangan bergerak dulu, biarkan aku tenang dulu Hyung" bisiknya lagi sambil merebahkan lagi kepalanya di dadaku.
Aku langsung merengkuh kepalanya dan mengecup dahinya dengan lembut dan syahdu. Sesekali ia mendesah dan tangannya bergerak membelai bokong, punggung dan mendongak mengecupi wajahku.
Seluruh tubuhku rasanya gatal ketika menyadari bahwa ada bagian tubuh seseorang didalamku, ia diam tak bergerak namun mengisi secara penuh diriku dan jiwaku.
Dengan pelan aku mencoba bergerak dan aku langsung merasakan kesakitan yang sangat karena benda itu semakin lama semakin membengkak di dalam diriku. Namun dua telapak tangan itu kemudian ada disana, di tempat dimana kedua tubuh kami menyatu. Telapak tangan itu bergerak dengan pelan mengelus daerah sensitifku yang rasanya mau pecah karena begitu penuh.
Dan menit berikutnya ia yang bergerak dengan pelan, memandu bokongku untuk mengikuti nya dengan lentur dan tanpa ketergesaan.
"Nnggghhh...!!"
Desahku sambil menggunakan kekuatanku untuk bergerak dan memutar diatas pangkuannya. Sungguh sakit tapi aku laki-laki dan tak boleh tunjukkan itu. Dan lambat laun, sesuatu yang keras di dalam diriku itu membuatku merasakan perasaan yang begitu nikmat. Dan tanpa aku sadari desahan-desahanku mulai memenuhi kamar.
Suara angsa laut, deru ombak dan desau angin yang masuk ke dalam kamar bercampur dengan suara desahanku. Namun lambat laun nikmat bercampur sakit itu tak lagi bisa memuaskan aku, aku butuh yang lebih. Aku tak butuh pemuda jinak yang hanya bisa menerima apa yang aku lakukan sedangkan dia pasif dan diam.
"Joon...." aku menunduk sambil mendesah dan memanggil namanya.
"Hmmm ??"
Pemuda itu mendongak padaku, memundurkan punggungnya hingga aku bisa melihat bagaimana tonjolan dadanya dan perutnya yang rata serta matanya yang tampak gelap oleh gairah.
"Bergeraklah !!" perintahku sambil mengalungkan kedua tanganku disekitar lehernya.
"Hmmm ?? Tidak !! Kau akan marah padaku Hyung" jawabnya dengan raut wajah putus asa ambil memegangi bokongku yang terus bergerak pelan diatas pangkuannya.
"Tapi aku mau kau bergerak di dalamku, ajari aku bagaimana caranya membuatmu bahagia"
"Aku sudah bahagia dengan begini" jawabnya lagi dengan putus asa sambil mendongak dengan pandangan mata yang terlihat begitu seksi dan sensual.
"Bergeraklah sayang, hyung mau dirimu" ujarku lagi sambil bergerak lebih keras. Tapi itu tak cukup karena sesungguhnya aku ingin dia yang bergerak di dalam tubuhku, dengan cepat dan kasar.
"Kau akan kesakitan Hyung, kau akan pingsan lalu kau akan membuatku merasa bersalah berkepanjangan"
"Aku mau kau bergerak, aku mau kau buat aku pingsan, bisa ??!" tanyaku sambil menantangnya, menurunkan wajahku dan mencium bibirnya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brothers
FanfictionSeokjin : Mama kamu menikah dengan papaku karena harta. Namjoon : Mama ku menikah dengan papamu karena dia terjerat rayuan playboy tua seperti papamu. Jungkook : Asik aku punya dua Hyung sekarang. Seokjin+Namjoon : Diam kau !!