Pergilah !!

296 32 16
                                    

5 hari kemudian....

"Joon kau harus makan"

Hari kelima setelah pemakaman Miss Haarin, Namjoon terkapar di tempat tidur di rumah lamanya. Dan sahabat Namjoon secara bergantian menjaga pemuda itu serta bergantian mengecek kondisi Jungkookie di rumah sakit.

Jae membawa satu gelas susu hangat dan bubur dengan sup daging dan meletakkannya disamping tempat tidur. Namun sekali lagi pemuda itu tak berkutik.

"Adikmu masih membutuhkanmu, Jungkookie butuh kehadiranmu. Dia juga sama berharganya dengan ibumu. Kau masih memilikinya, itu harus kau syukuri. Kau harus sehat, kau harus kuat, untuk adikmu"

Bisik Jae dengan sabar. Pemuda itu tahu apa yang dirasakan Namjoon yang remuk redam karena kehilangan yang bertubi-tubi. Setelah mendiang ayahnya pergi, sekarang ibunya. Dan Jungkookie ?? Tak ada yang bisa memastikan apakah pemuda itu akan bertahan hidup atau menyerah mengingat begitu banyaknya kabel yang menancap ditubuhnya. Tapi sebagai sahabat, Jae berharap Jungkookie akan bertahan untuk kakaknya.

"Ayo makan, mandi lalu ke rumah sakit, adikmu juga butuh kehadiranmu Joon"

Jae mengelus punggung lebar Namjoon dan tak berani menatap wajahnya karena tak tega. Karena sejak hari pertama ibunya meninggal, wajah itu begitu penuh luka dan kemarahan. Sementara jemarinya luka-luka telah dibalut perban karena terlalu sering dihantamkan pada tembok dan lantai rumah sakit.

"Joon...ayo makan...!! Setidaknya saat Jungkookie sadar, kau ada di sisinya. Kuatlah demi adikmu"

Ujar Jae lagi meski menurut informasi dokter, kondisi Jungkookie meski sudah keluar dari masa kritis tapi tak menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Namun pemuda itu sedikit lega ketika melihat Namjoon sedikit bergerak, lalu duduk dengan lemah, matanya yang sayu dan seolah tak ada kehidupan menatap Jae sekilas lalu melihat makanan di nampan yang diletakkan Jae.

"Ya ini makananmu dan ini susu hangat mu, maaf tak ada alkohol saat ini"

Jae langsung mengambil nampan itu dan mengambil mangkuk dan memberikannya pada Namjoon yang menerima dengan tangan gemetar. Dan langsung memakannya dengan cepat seperti orang kesurupan.

"Hei pelanlah kawan nanti kau tersedak. Ayo minum dulu"

Pemuda itu dengan panik memberikan susu hangat itu dan dihabiskan Namjoon dalam satu kali tegukan. Lalu kembali lagi pada buburnya.

"Kau mau lagi ?? Sebentar aku ambilkan"

Lalu Jae berlari turun ke dapur dilantai bawah rumah lama Namjoon itu dan dengan cepat mengambil susu segar di dalam kulkas dan menuangkan satu mangkuk bubur dan sup hangat dan ia kembali berlari keatas dan kembali bubur itu habis hanya dalam beberapa suapan. Dan Jae turun lagi kebawah untuk menuangkan kembali bubur terakhir dan kembali memberikan pada sahabatnya.

"Okay sudah cukup, jangan makan lagi. Tunggu beberapa jam baru boleh makan lagi. Mau makan apapun nanti aku akan berikan, okay ?? Sekarang ayo mandi dan bersiap menjenguk Jungkookie"

Namun pemuda itu tak bergerak, kembali hanya menatap Jae dengan pandangan mata kosong dan terluka. Jae langsung duduk lagi.

"Joon, hei !! Apa yang kau rasakan ?? Kau boleh utarakan semua padaku !! Ayo katakan padaku, jangan disimpan"

Bagi Jae, keadaan Namjoon yang hanya diam saja tanpa ekspresi jauh lebih menakutkan daripada ia berteriak penuh emosi. Dan saat ini sahabat baiknya itu hanya diam membisu dan tanpa ekspresi.

***

Jae duduk di luar sambil merokok saat menunggu Namjoon yang akhirnya mau mandi, sesekali pemuda itu mengintip untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang