Sersan Namjoon

250 34 7
                                    

Seokjin's POV

"Apa yang membuat Hyung cepat-cepat pergi wamil padahal dia masih kuliah ??" tanya papa pada remaja yang duduk disebelah papa yang sedang menyetir.

Awalnya aku hendak di depan, namun demi melihat binar mata anak yang terlihat sangat ingin duduk dengan papa itu membuatku pindah ke belakang dan menyuruhnya duduk bersama papa.

Papa sangat pintar, dia ingin menjalin keakraban diantara kami sehingga ia menyetir sendiri tanpa membawa supir pribadinya.

Kami telah menempuh perjalan sekitar 2 jam lebih dan sudah berhenti sebanyak tiga kali, untuk makan, Jungkookie pipis lalu berhenti ketiga kalinya untuk Jungkookie pipis lagi.

Kini aku yang mengambil alih menyetir mobil dan si anak polos ini masih duduk di depan dengan kikuk karena aku yang kini duduk dibelakang kemudi. Beberapa kali dia terlihat sedang memandangiku dan langsung mengalihkan pandangan ketika tertangkap basah.

"Hyung, waktu itu mau kerja jadi bartender di...di Club' temanya tapi tidak bisa karena Hyung belum cukup umur. Terus Hyung putuskan cuti kuliah untuk wajib militer dulu nanti ketika keluar umurnya sudah cukup bekerja ditempat temannya"

Aku tertawa dalam hati, ini kalimat terpanjang yang didengarku dari remaja yang tampak pemalu ini. Dan kalimat lancar itu keluar ketika menceritakan Hyung nya. Matanya berbinar dan suaranya sangat bersemangat hingga kadang terbata.

"Kenapa Hyung harus cuti kuliah ??" tanya papa lagi dan jawaban dari anak ini membuatku terkejut.

"Kami masih punya tanggungan hutang untuk papa berobat, sisa uang mama hanya cukup untukku sekolah tapi kuliah Hyung harus....." anak itu tak sempat meneruskan kata-katanya karena papa langsung menutup ipadnya untuk mendekati Kookie dan mengelus dada pemuda itu.

"Tidak apa-apa Kookie, mulai sekarang jangan khawatirkan uang pendidikan kalian, setinggi apapun kalian ingin sekolah maka sekolahlah. Ada papa sekarang, okay ??" aku melihat dari sudut mataku, papa menepuk bahunya, mengelus rambutnya.

Sebagai anak tunggal dan tak pernah kekurangan apa-apa, hanya kekurangan sosok mama saja, aku tak pernah tahu rasanya bagaimana rasanya kekurangan. Dan mendengar apa yang diceritakan Jungkookie aku tak tahu harus bereaksi bagaiamana karena aku memang tak pernah mengalami dan tak pernah melihat hal serupa dari orang disekitarku.

"Setelah belokan ini, pelanlah Jinnjie, nanti akan ada jalan masuk khusus tamu" aku tak mengiyakan hanya mengikuti saja arahan papa.

Okay, aku akan bertemu dengan satu orang lagi orang asing yang katanya akan menjadi 'adikku' satu lagi. Aku punya dua adik ?? Ya Tuhan aku benar-benar tak tahu harus bersikap bagaimana karena selama ini aku tak pernah rasakan. Aku terbiasa berpandangan bahwa semua adalah milikku. Aku tak perlu berebut apapun dengan siapapun. Semua milikku. Dan sekarang satu-satunya orang tuaku, papa juga akan segera berbagi kasih sayang dan mungkin hartanya kepada orang asing yang dengan tiba-tiba masuk ke dalam hidupku.

"Jinnie, setelah masuk ke gerbang itu, berhentilah kita harus melapor dulu" ujar papa memberiku peringatan.

Ini dia, aku akan segera bertemu dengan si anak sulung yang tak akan sulung lagi setelah masuk ke dalam keluargaku.

Terbayang dalam mataku, anak bernama Namjoon ini akan memiliki mata bundar, pipi tembem, dan terlihat lugu dan polos serta penurut.

Setelah masuk ke dalam gerbang benar kata papa, kami langsung dihadang oleh dua tentara berpakaian lengkap supaya mobil kami menepi. Dan aku menepikan mobilku kemudian papa turun.

"Kalian disini saja, papa cuma melapor dan mengisi berkas" aku hanya mengangguk.

"Baik papa" dan si anak bermata bundar ini menjawab dengan ceria dan tampak sangat bahagia dan bersemangat.

"Hyung ada disana, dia seorang special duty team, dia keren sekali" ujar Kookie sambil menunjuk deretan kantor dan asrama tentara yang letaknya diatas perbukitan.

"Oh ya ??" tanyaku dengan asal karena aku tak paham apa yang dimaksud anak ini.

"Ya, Hyung itu manusia favoritku, aku sangat mencintainya" kembali mata anak ini berbinar ketika mengatakan mencintai Hyung nya.

"Kau tidak mencintaiku juga ?? Katanya aku juga Hyung mu" tanyaku iseng ingin tahu reaksinya.

"Tentu saja, Hyung Jinnie juga akan jadi  favoritku, Hyung tampaaan sekali. Aku tak pernah melihat orang setampan Hyung, sungguh" jin rasanya ingin tertawa terbahak ketika anak ini mendeskripsikan dirinya.

"Ya baiklah" jawabku lagi dengan cuek. Pujian ketampanan sudah biasa aku hadapi dan aku tak menganggapnya istimewa.

"Tampan siapa aku dengan Hyungmu ??" tanyaku lagi dengan iseng.

"Ok boys sudah selesai, Sersan Namjoon sudah menunggu kita di kamp" tiba-tiba papa masuk ke dalam mobil membawa beberapa kertas ditangannya.

"Sersan ??" tanyaku yang langsung disambar jawaban bertubi dari si polos pemalu yang tiba-tiba saja bawel ketika hendak bertemu 'manusia favoritnya'.

"Iya, Hyung itu menjadi Sersan di special duty force, tahu tidak Hyung itu sering bertugas di kota untuk menangkap penjahat dengan membawa senapan panjang dan penutup wajah, dia......."

                                              *****

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang