"Kookie kau mau cola ??"
Namjoon mengambilkan satu cola dingin di kulkas dan menunjukkan pada sang adik.
"I-iya" jawabnya pemuda tanggung itu sambil menyeka bekas semburan air di bajunya.
Dua orang yang seharusnya duduk itu tak menyadari bahwa sang adik telah melihat kedekatan intim mereka namun memutuskan diam saja dan pura-pura tak tahu.
Jungkookie duduk, menunduk dan menghindar memandangi kedua hyungnya yang nampak asik sendiri di dapur itu.
Telur orak-arik dan mie ramen tersaji dengan kacau namun mengeluarkan aroma yang sungguh membuat Jungkookie menelan air liur. Namun Jin yang masih berdiri dengan ponsel ditangan dan asik mengutak-atik ponsel lalu akhirnya ia duduk namun masih terus asik dengan ponselnya.
Namjoon yang juga sudah duduk disebelah Jungkookie juga diam saja, dengan mangkuk dan juga sendok garpu siap bersantap. Namun karena Jin belum memulai makan maka keduanya juga tak berani menyentuh makanannya.
"Kalian...kenapa belum makan ??" tanya Jin kemudian heran melihat kedua adiknya belum juga makan padahal makanan yang mereka buat sendiri sudah siap.
"Boleh Hyung ??" tanya Jungkookie dengan matanya yang membesar.
"Tentu saja boleh, makanlah"
Dan tanpa menunggu dipersilahkan dua kali Namjoon dan Jungkookie makan dengan lahap. Dan saat itu Jin baru menyadari bahwa keduanya menunggu dipersilahkan dulu untuk makan karena ia yang paling tua diantara ketiganya.
Diam-diam Jin menunduk dan tersenyum dengan konyol, menyadari bahwa selama ini dirinya buta akan adat yang hampir tak pernah dipraktekkan olehnya karena ia memang anak tunggal dalam keluarga. Dan satu kenyataan bahwa ia kerap hanya makan sendirian dengan disiapkan oleh pembantu yang datang tiga hari sekali ke rumahnya. Sehingga dia tak pernah mendengar orang lain menyeruput ramen seheboh Jungkookie atau seseorang yang menyuap telur orak-arik dengan begitu seksinya. Hufffttt.
Jin menghembuskan nafasnya dengan diam-diam ketika mengalihkan matanya dari sosok Jungkookie yang begitu imut kepada sosok pemuda disebelahnya yang tampak begitu besar hanya dengan t-shirt yang dipotong lengannya dan celana panjang olahraga yang membungkus kaki-kakinya yang kuat. Hatinya menjadi hangat tak terkira ketika melihat keduanya. Ia tak sendiri lagi sekarang, dirumah ini. Pemuda tanggung dengan mata besarnya itu meramaikan rumahnya dengan segudang aktifitasnya dirumah dan satunya lagi meramaikan... ranjangnya. Ehem.
Ada satu kaki yang mengelus kakinya dibawah meja. Jin langsung melihat dua orang yang sedang makan di depannya. Lalu menemukan Jungkookie yang asik makan dengan muka polosnya dan yang sebelahnya mengunyah sambil memandanginya dengan nakal. Dan Jin langsung tahu bahwa dia pasti pelakunya.
Jin memelototi Namjoon sambil melirik Jungkookie yang tampak asik dengan makanannya memberi isyarat agar Namjoon tak nakal di depan adiknya.
"Hyung tidak makan ??"
Jungkookie tiba-tiba mengarahkan matanya pada Jin.
"I-iya ini"
***
"Nanti sore aku harus ke club"
Keduanya sedang beristirahat di pinggir lapangan basket sambil memandangi Jungkookie yang masih asik terus berlatih di saat kedua hyungnya yang sudah kelelahan.
"Klub belum buka kan ?? Kenapa harus kembali ??" protes Jin sambil cemberut dan Namjoon senang melihatnya.
"Kami ada meeting kecil-kecilan Hyung, tak lama lagi kami akan buka kembali"
"Hmmm kau tahu aku mati-matian beralasan agar Alexis tak kemari atau tak mengajakku keluar dan aku sudah berhasil tapi kamu mau pergi"
"Kalau begitu ikut aku saja, setelah selesai meeting aku akan pulang lagi kemari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brothers
Fiksi PenggemarSeokjin : Mama kamu menikah dengan papaku karena harta. Namjoon : Mama ku menikah dengan papamu karena dia terjerat rayuan playboy tua seperti papamu. Jungkook : Asik aku punya dua Hyung sekarang. Seokjin+Namjoon : Diam kau !!