Kau mau kemana ??

222 38 13
                                    

"Kau tahu kita tak mungkin...lakukan itu !! Kita...bagaimana dengan mama kamu, papa, Jungkookie.... mereka..."

"Jangan sampai mereka tahu, lagipula kau bukan saudaraku, kita tak memiliki hubungan darah apapun. Ini antara kita berdua..."

"Alexis ?? Kami...kami pacaran"

Mata Namjoon membesar demi mendengar nama Alexis dan lebih buruk lagi Jin akui bahwa mereka berdua berpacaran.

"Pacaran ?? Kalian pacaran ?? Mulai kapan ??"

Namjoon sudah berdiri kembali di depan Jin, menjulang dan tampak terkejut sekaligus marah.

"Itu....urusanku" jawab Jin sambil menghindari pandangan Namjoon.

"Hyung !! Aku tanya padamu...sejak kapan kau pacaran dengannya??!"

Jin terkejut ketika pemuda itu memegang dagunya dengan kasar dan mengangkat wajah Jin hingga mendongak padanya.

"Sejak kau... sepertinya sedang bersenang-senang dengan nuna mu itu, kenapa ?? Kau tak suka ??"

Jawab Jin berani sambil mendongak dengan menantang. Dan sedetik kemudian Jin merasakan terbang ketika hanya dengan tangan kirinya Namjoon merangkum pinggang Jin dan melemparkan tubuhnya keatas ranjang.

Namjoon berteriak ketika tubuhnya rasanya sedang melayang di udara, berteriak antara jengkel dan marah. Bagaimana mungkin pemuda ini selalu membuatnya 'terbang' ketika marah.

"Joon !! Sialan !! Kau...aakkhh !!"

Bersamaan dengan tubuhnya yang mendarat di kasur yang ternyata sangat empuk hingga ia tak rasakan sakit apapun, tapi tubuh pemuda itu kemudian jatuh menimpa dirinya. Itu yang sakit. Bagaiman mungkin tubuhnya yang besar menimpa tubuh Jin yang kurus.

Jin yang sudah siap-siap hendak marah, tergeletak tak berdaya ditekan keatas kasur, ditindih Namjoon sambil pemuda itu menuai bajunya sendiri.

Mata Jin melotot lebar, membaca kearah mana Namjoon akan bertindak terhadap dirinya.

"Joon !!"

Jin panik setengah mati, berusaha duduk dan memegangi tangan pemuda itu. Kenangan ketika mereka bercinta pertama kali berkelebatan di depan matanya dan terus terang dia ngeri membayangkan Namjoon akan kehilangan kendali tergadai dirinya sendiri.

"Joon !!" Jin mendongak dengan ngeri melihat bagaimana tubuh 'sehat' pemuda itu akan meremukkan badannya sebentar lagi.

Meski takjub pada pemandangan tubuh bugar di depannya tapi Jin tetap ketakutan. Namun matanya terus awas melihat dan tak paham bagiamana mungkin seseorang bisa memiliki tubuh yang sedemikian proporsionalnya.

Dada Namjoon yang bidang, punggungnya begitu panjang dan melekuk sempurna hingga ke pinggangnya yang terbungkus celana jins yang begitu pas memeluk pinggangnya dan tak ada lemak sedikitpun disana.

Mata Jin jatuh pada daerah resleting Namjoon yang menggembung dan kengerian kembali menguasainya. Semua yahg pernah dilakukan pemuda itu padanya langsung diingatnya. Jin kembali memberontak namun pemuda itu sudah mendongakkan sang Hyung kearahnya.

Dengan cepat Jin menutup mata dan bibirnya, namun sesaat kemudian ia buka lagi karena ciuman itu tak pernah mendarat dimanapun. Sesaat mata naga itu hanya menunduk memandangi mata Jin dan langsung disambut oleh sorot mata memelas. Namun pemuda itu bertekad tak akan kalah lagi oleh sorot mata memelas itu.

"Jangan pleasee !!"

"Jangan apa ??" tanya Namjoon sambil kembali mendorong punggung Jin agar rebah diatas kasur.

"Joon !! Jangan !!"

Jin kembali merengek minta dilepaskan, namun ia sadar seharusnya bukan nada ini yang ia ambil. Seharusnya sebagai pria ia tak merengek namun melawan dan menendang Namjoon. Tapi yang terjadi sebaliknya, ia mendongak memandangi mata memikat itu, turun pada bibirnya lalu dadanya yang teramat bidang, pada lekukan perutnya yang keras, pada tonjolan diantara dua kakinya.

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang