Diam !!

293 40 14
                                    


Alexis membawaku...
Ale memanggilku...

Hah apa itu ?!!

Kata-kata Jin terngiang terus ditelinganya

Hingga esoknya Namjoon tetap uring-uringan, pulang ke rumahnya sendiri dan berdiam diri disana sampai sore dan baru kembali ketika hendak bekerja lagi.

Sikapnya menjadi dingin dan tak ramah pada siapapun.

"Kau kenapa ?? Senyum sedikitlah pada pelanggan" Jae menyikut lengannya sambil menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama musik dari DJ dilantai bawah.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit capek saja" jawabnya sambil menghindari Jae yang hendak meninjunya.

"Baiklah, ah kau ini. Nanti setelah kerja aku akan traktir kamu makan daging, mau tidak ??"

"Aku ngantuk"

"Haish parah sekali dirimu, okay abaikan saja aku atau pecat sekalian aku jadi temanmu !!"

Namjoon menoleh pada temannya yang merajuk padanya dengan wajah aneh.

"Ya ya baiklah aku cuma bercanda, aku pergi bye....dan sebaiknya kau ke dokter untuk tensi darah...okay okay aku pergi !!"

Akhirnya semua orang menghindari berkomunikasi dengan Namjoon karena melihat pemuda itu mood nya sedang kacau.

Sesaat setelah selesai bekerja, ia hanya terbaring memandangi media sosial orang yang tak dikenalnya dan bernama Alexis. Si pemuda tampan dari negeri samba.

Nama itu sekarang menancap di hatinya yang seperti berdarah-darah, namun tak kelihatan.

Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Jin berkuda bersama Alexis dan kemudian kehujanan dan berteduh di kandang kuda berdua dan...

***

"Jinnie minumlah ini, ini susu kuda yang sudah dipanaskan, kau pasti suka"

"Oh ya ?? Thanks Ale"

Hujan lebat menyebabkan mereka berdua harus berteduh di sebuah rumah tua kecil mirip gubuk ditengah savanah yang biasa digunakan oleh para pekerja.

Dan Jin baru tahu sekarang bahwa sahabat baiknya itu rupanya anak dari seorang peternak kuda dan sapi dengan lahan beternaknya hingga ratusan hektar di daerah pinggiran yang amsuk wilayah Sao Paulo Brazil.

Dari gubuk ini mereka berdua bisa melihat hujan yang begitu lebar mengguyur savanah, tak nampak lagi kuda-kuda karena para cowboys atau pekerja peternakan sudah mengkandangkan hewan-hewan itu.

Jin sangat senang ditempat ini, dia bisa melihat dan langsung bersentuhan dengan budaya setempat. Disekitar kerja ada beberapa kota kecil pinggiran dimana orang tua Alexis tinggal. Sedangkan yang memegang peternakan ada orangnya sendiri.

"Kalau sudah lulus kuliah, sepertinya aku akan hidup disini, mengurus ternak-ternakku sendiri dan mengabdi pada masyarakat sekitar" seperti menerawang Alexis memandangi hujan sambil memegangi gelasnya dan menceritakan cita-cita kedepannya.

"Oh ya ??"

"Ya, disini tempatnya tenang, tak terlalu jauh dan juga tak terlalu dekat dari keramaian, kau mau disini bersamaku ??"

Jin menoleh pada Alexis, tak percaya sahabatnya itu menanyangkan hal demikian padanya.

"Kalau disini, lalu aku harus melakukan apa ?? Kau dokter hewan bisa mengurusi hewanmu sendiri tapi aku ?? Aku seorang sarjana hukum jadi....."

"Kau tak perlu lakukan apapun Jinnie, kau bisa berkuda tiap hari, aku yang bekerja...."

Suara hujan di atap gubuk dan air hujan yang jatuh membentuk untaian sutra dari langit membuat Jin tersenyum tanpa arti. Jarak pandang pada Savana di depan mereka hanya berjarak beberapa meter saja karena hujan yang begitu lebar.

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang