Bunny

161 20 1
                                    

"Kookie sudah kau antar pulang ??"

"Ya dia sudah dirumah" jawab Namjoon sambil mengulurkan kontak mobil ketika Jae bertanya tentang keberadaan adiknya saat ini.

"Adikmu itu...kau tahu tidak kalau dia mengatakan punya cita-cita menjadi seorang idol ??" tanya Jae lagi dan itu cukup mengejutkan Namjoon.

"Hah ?! Idol ?? Tidak, dia tak pernah menceritakan hal itu padaku. Dia justru bilang padaku dia bingung dengan cita-citanya"

"Oh ya ?? Padahal di depanku tadi dia mengatakan ingin menjadi seorang idol, mau ikut audisi dan menjadi seorang traine"

"Hahaha... Jungkookie...dia seorang anak yang serba bisa tapi dia juga bilang padaku tak punya cita-cita. Mungkin karena dia banyak bakat. Tapi nyanyi ?? Dance ?? Entahlah aku tak pernah melihatnya. Aku hanya bilang padanya sekolah lah dulu sampai pintar nanti dia akan temukan sendiri bakatnya. Tapi idol ?? Hmmm..."

"Kau tahu adikmu itu punya pesona charming boy, kau tahu seorang remaja yang terlihat polos kekanakan tapi di lain waktu dia juga bisa dewasa dan mengendalikan keadaan. Dan disitulah titik pesonanya. Dan itu saja sudah bisa menjadi modal dasarnya untuk menjadi seorang idol di negeri kita ini, selain tampan dan imut tentunya"

"Entahlah, aku hanya...akan mendorongnya dan mendukungnya apapun nanti yang akan dia lakukan"

"Tapi Joon, aku agak...kau tahu...dia mengatakan tadi  bahwa meski dia punya cita-cita menjadi idol tapi dia ragu dia punya waktu untuk mewujudkannya. Aku sempat...hei apa maksudnya ?? Dia masih muda jadi tentu saja dia banyak waktu, tapi dia...apa maksudnya ??"

Namjoon terdiam sesaat ketika mendengar apa yang dikatakan Jae. Dan itu menambah daftar keanehan kata-kata adiknya hari ini.

"Jungkookie...aku tak tahu ada apa dengan dirinya, dia banyak mengatakan hal-hal aneh hari ini. Tiba-tiba menemuiku saja itu sudah aneh. Entahlah. Aku... sepertinya harus sering pulang untuk temui Jungkookie dan mama"

"Ya itu harus, walau bagaimanapun mereka masih butuh kehadiran kamu Joon"

***

"Hyung, kau sudah bangun ??"

"Hyung kau sudah makan ??"

"Hyung !! Hyung !!"

"Ini waktunya makan siang Hyung, jangan lupa makan"

"Hyuuuuuunnggg !!!"

"Ah baiklah aku diabaikan"

"Awas !!"

Namjoon menatap layar ponselnya yang mengirim pesanan berkali-kali namun tak satupun di balas Jin. Hingga ia bertanya-tanya sesibuk apa hingga tak sempat membalas pesannya.

Sampai malam ketika ia sedang bersiap membuka club barulah ia mendapatkan balasan pesan dari Jin.

"Hei maaf Hyung baru santai, aku bersama beberapa profesor hari ini dan jadwal sidang tugas akhir ku sudah keluar"

Antara bahagia dan sedih Namjoon menerima pesan dari Jin, sebentar lagi Jin akan lulus kuliah itu tentu sja membuatnya senang tapi disamping itu dia sedih karena artinya Jin akan segera lanjutkan studi ke luar negeri. Dan hingga saat ini Namjoon tak bisa bayangkan jika kakak tirinya itu harus jauh darinya.

"Yah akhirnya....selamat hyung"

"Thank you. Dan ada satu kabar baik lagi. Aku tadi  sempatkan ke dokter dan dia bilang kita sudah boleh....itu lagi"

Pemuda itu terpaku sejenak menatap kata demi kata dari sang Hyung dan kata 'dokter' dan 'boleh lagi' itu langsung merusak konsentrasinya. Pemuda itu langsung membuka satu kancing kemejanya dan menarik celana panjang nya yang tiba-tiba terasa sesak.

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang