King size bed

303 29 3
                                    

Jin's POV

"Huuufffttt Joon, kenapa kau suka sekali membantingku ?? Ya Tuhan pinggangku!!"

Aku berseru kencang sesaat setelah kami berdua mendarat di ranjang king size empuk namun karena tubuh besarnya juga ikut menimpaku maka pinggangku rasanya mau remuk.

Dan disinilah kami berdua, diatas ranjang king size disebuah hotel berbentuk kapal pesiar yang begitu terkenal di Korea Selatan. Dia tak merencanakan ini, tapi aku yang merencanakannya. Diam-diam memesan secara online salah atau kamar hotel ini. Ini gila tapi aku yang lakukan, sejujurnya aku takut tapi tetap aku lakukan.

Kami berada puluhan meter diatas laut, diatas hotel berbentuk kapal pesiar dengan kamar yang besar serta ranjang ukuran king size. Jendela yang aku buka lebar menampakkan laut yang tampak romantis di keremangan cahaya.

 Jendela yang aku buka lebar menampakkan laut yang tampak romantis di keremangan cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hanya ini yang aku punya, kekuatan untuk membanting hyung. Selain itu aku tak punya apa-apa lagi"

Jawabannya membuatku terdiam sesaat, membetulkan kakiku yang tertekuk karena pemuda itu memaksa masuk ke antara kakiku.

"Itu, itu sudah cukup" jawabku terbata, mulai takut dengan tatapan matanya yang tampak mulai mengintimidasi.

"Oh ya ??" tanyanya sambil menekan bahuku keatas ranjang hingga aku tenggelam di dalamnya. Namun telapak tangan kanannya yang hangat menyentuh dahi dan menyingkirkan rambut diatas dahiku membuatku mendongak padanya dengan berani. Mendongak pada wajah tampan yang sejak pertama kali aku melihatnya aku sudah jatuh cinta. Dia pemuda yang memiliki wajah tampan tak seperti orang kebanyakan. Semenit kau tak akan menyadari bahwa dia tampan, tapi lima menit kemudian ketika kau melihatnya secara terus menerus maka kau akan langsung jatuh cinta padanya. Itu pasti. Dan selanjutnya kau akan gila. Sepertiku. Oleh karena itu saat pertama kali bertemu, aku marah dan benci. Itu karena aku mempertanyakan takdi  megnapa dia harus menjadi adikku. Di saat aku menginginkannya. Di saat aku tertarik padanya, betul-betul tertarik pertama kalinya pada seseorang. Secara seksual.

"Hyung....??!" bisiknya pelan tepat diatas wajahku saat ia merendahkan wajahnya diatasku.

"Mmmm ??" jawabku pelan sambil kembali mendongak, mengalihkan pandanganku dari dada bidangnya pada wajahnya yang tampan dan manly. Namun suaranya yang seksi ketika memanggilku membuatku mengalihkan pandangan mataku dari kancingnya yang terbuka pada mata naganya yang memandangku dengan sejuta keinginan.

Lalu aku memutar bokongku sambil sedikit mengangkat dadaku lalu memandangnya dengan penuh keinginan. Sementara kedua telapak tanganku memegangi kedua tangannya yang memagari disekitar tubuhku.

"Kau tak takut padaku ?? Padaku yang tak punya apa-apa yang bisa aku banggakan ?? Padaku yang ternyata adik tirimu ?? Padaku yang bisa saja akan menyakitimu ?? Padaku yang horny-an dan kasar diranjang?? Padaku yang berada diatas tubuhmu di ranjang king size ini di saat aku tahu bahwa seluruh kenyataan itu akan membunuh semua harapan kau akan bahagia bersamaku ??" tanya nya dengan beruntun.

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang