"Bagaimana Brazil ?? Apa se eksotis yang di televisi ??"
Miss Haarin menuangkan jus di gelas Jin keesokan harinya. Mereka hanya berdua di ruang makan.
"Ya, Brazil cuacanya bagus di siang hari tapi hujan deras di sore hari, selalu begitu"
Miss Haarin tersenyum sambil memandangi wajah tampan di depannya. Meski hanya anak sambung, sudah timbul rasa sayang pada pemuda tampan di depannya. Dan wanita itu juga senang karena pada akhirnya dia bisa mengobrol santai dengannya tanpa takut akan dijawab dengan nada tak enak.
"Joonie, dia juga bercerita bahwa beberapa hari menghilang karena kakak temannya sekaligus boss tempatnya bekerja ulang tahun dan dia diajak berlibur ke pantai tiga hari penuh. Pulang-pulang kulitnya gosong dan badannya lebih berisi...ah anak itu. Mama senang kalian semua baik-baik saja"
Jin terdiam memandangi gelas berisi jus di depannya. Jin berpikir andai wanita itu tahu apa yang dilakukan putranya selama menghilang beberapa hari yang lalu bersama ibu sahabat Jungkookie.
"Miss Haarin...."
"Ya ??"
Jin ingin sekali mengadukan apa yang dilakukan Namjoon pada ibunya tapi ketika bayangan dirinya dan Namjoon melakukan hal terlarang dirumah wanita ini membuatnya membatalkannya.
"Ada apa nak ??"
"Mmm...tidak, maksudku...aku harus segera berangkat ke kampus. Saya permisi"
Sesaat setelah di dalam mobilnya, Jin menghela nafas panjang dan bersyukur tak mengadukan Namjoon pada ibunya. Lagipula dia sudah katakan pada pemuda itu bahwa sejak saat itu mereka tak boleh saling mengusik lagi. Jika tak saling mengusik artinya tak boleh ada yang campuri urusan masing-masing bukan ?? Artinya dia harus melupakan hal yang belum mereka mulai.
Namun rupanya rasa lega di hatinya tak bertahan lama karena di dekat pintu gerbang kampusnya berdiri sesosok tubuh yang sangat dikenalnya. Dia berdiri dengan memakai kaca mata hitam serta bersepatu boots tinggi.
Astaga anak ini !!
Karena Namjoon menghalangi jalan mobil maka mau tak mau dia harus berhenti.
"Minggir lah, apa yang kau lakukan disini ??"
Tanya Jin sambil longokkan wajahnya keluar.
"Keluarlah !! Biar aku yang menyetir, kita parkir mobil Hyung dulu"
"Apa-apa maksudmu, aku mau kuliah. Kau...."
Namjoon membuka pintu mobil dengan cepat, menyeret tubuh Jin keluar lalu menutupnya masuk kembali lewat sisi yang lain. Pemuda itu lalu memarkir mobil Jin dan menarik tangannya agar keluar mobil. Lalu menarik lagi tangan Jin agar memasuki mobil yang lain di parkiran yang sama.
"Hei...Joon !! Apa-apaan kau ?? Aku harus kuliah..."
"Maaf Hyung, tolong turuti lagi mauku, ini yang terakhir. Kita harus berbicara" ujarnya tegas sambil menghidupkan mobil four wheel drive nya.
Pemuda itu mengemudikan mobilnya dengan tenang keluar dari parkiran lalu melaju dengan cepat keluar dari area kampus Jin.
"Joon jangan macam-macam ya, kau tak bisa terus-terusan seenaknya padaku, kau pikir kau siapa hah ??!!" teriak Jin.
Namun pemuda itu tak mendengarkan dia terus melaju kencang, dari gelagatnya, tampak sekali ia sedang mencari tempat untuk berhenti. Dan disebuah bekas taman dipinggir kota, pemuda itu membelokkan mobilnya kesana dan dibawah pohon rindang dia mematikan mobilnya.
"Kita harus berbicara Hyung, aku sudah bisa mencerna semua yang kau katakan kemarin. Ada beberapa kesalahpahaman yang harus aku luruskan"
"Tidak perlu, itu sudah yak penting lagi bagiku" jawab Jin dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brothers
FanfictionSeokjin : Mama kamu menikah dengan papaku karena harta. Namjoon : Mama ku menikah dengan papamu karena dia terjerat rayuan playboy tua seperti papamu. Jungkook : Asik aku punya dua Hyung sekarang. Seokjin+Namjoon : Diam kau !!