Jin mengendarai mobil sportnya dengan cepat mengikuti pemuda yang yang naik motor besar berwarna hitam di depannya.
Motor besar itu melaju dengan kencang dengan pengendara yang dengan lincah melakukan manuver-manuver yang kadang membuat Jin ngeri. Sungguh dia menyesal menyetujui mengikuti pemuda itu.
Namun tak bisa dipungkir Jin, pemuda itu nampak sangat keren dengan motornya, serta jaket kulit dan sepatu bermotor dan sling bag dipunggung serat helm balapnya.
Namun Jin juga tak suka dengan aksi-aksi yang dengan sekuat tenaga diikuti oleh Jin. Mobilnya mobil sport, mengikuti lari motor Namjoon bukanlah perkara sulit. Namun ketika berada di jalanan sepi, pemuda itu meliuk-liuk di depan mobil Jin menggodanya, maka Jin langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Namjoon yang sedang melaju menoleh kebelakang dan melihat mobil Jin berhenti. Dengan cepat pemuda itu berhenti juga lalu berbelok mendekati mobil Jin.
Namjoon turun dari motor lalu mengetuk jendela.
"Kenapa Hyung berhenti di sini, disini sepi, bahaya, sebenarnya lagi kita sampai kok" ujarnya setekah jendela mobil terbuka.
"Tidak, selama kau membahayakan dirimu maka Hyung tak akan jalan" seperti anak kecil Jin menyilangkan kedua tangannya diatas dadanya tanda penolakan.
Namjoon membuka helm nya, menaruhnya diatas jok motor lalu masuk ke dalam mobil Jin yang hanya memiliki dua tempat duduk itu.
"Hyung, kita sudah dekat tujuan kita, ini daerah sepi jangan berhenti disini, bahaya"
"Hyung menyesal menyetujui naik kendaraan sendiri-sendiri. Aku tak mau melihatmu naik motor dengan cara begitu, kau bisa terluka"
"Oh jadi Hyung takut aku terluka ?? Aku pikir karena apa...hehehe..."
"Kenapa kau senyum-senyum ??"
"Tidak !!"
"Iya itu tadi senyum-senyum, aku sedang memarahimu tapi kau malah senyum-senyum"
"Soalnya kalau Hyung marah-marah itu terlihat lebih tampan dan menggemaskan"
"Menggemaskan kau bilang ?? Nih menggemaskan !!" Jin meninju bahu Namjoon dengan keras. Saat itu pula sebuah mobil berlawanan arah melihat hingga Jin silau dan dengan cepat Namjoon menutup wajahnya.
Dan saat melewati mobil mereka berdua, mobil itu bunyikan klakson dengan keras.
"Kenapa orang itu ??" tanya Namjoon.
"Dipikir kita sedang berbuat mesum di mobil mungkin" jawab Jin sambil menjauhkan tangan Namjoon dari wajahnya.
"Oh ya ?? Ide menarik, bagaimana kalau tuduhan itu kita wujudkan ??!!" tanya Namjoon dengan nakal.
"Itu mungkin, kan aku bilang mungkin" jawab Jin sambil membetulkan duduknya.
Keduanya lalu tertawa konyol, Namjoon menyandarkan tubuhnya di mobil Jin yang sempit.
"Lain kali kalau sedang bersamaku jangan bawa mobil ini Hyung" ujar Namjoon tiba-tiba dengan suaranya yang dalam.
"Kenapa ??" tanya Jin.
"Mobil ini sangat sempit untuk melakukan aktifitas berdua" jawabnya.
Jin juga langsung menyandarkan tubuhnya ke jok mobil, menyadari arah pembicaraan mereka berdua.
"Kalau beraktifitas dengan Minji Nuna di mobil seperti ini tak masalah karena tubuhnya kecil, kalau...hahahaha..."
Jin tak bisa teruskan kata-katanya karena Namjoon sudah menatik keluar tubuh Jin yang ramping dan mendudukkannya diatas pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brothers
FanfictionSeokjin : Mama kamu menikah dengan papaku karena harta. Namjoon : Mama ku menikah dengan papamu karena dia terjerat rayuan playboy tua seperti papamu. Jungkook : Asik aku punya dua Hyung sekarang. Seokjin+Namjoon : Diam kau !!