Keep secret

210 21 2
                                    

"Ini masih sore, kita mau kemana ??"

Namjoon menoleh pada Jin yang duduk disebelahnya dengan gelisah dan sama sekali tak berusaha mengajaknya bicara.

"Hyung kenapa ?? atau mau pulang saja ??" ujar Namjoon lagi.

"Tidak, kita... jalan-jalan saja dulu, aku takut...Alexis ke rumah, dia mengirim beberapa pesan tapi belum aku buka"

"Bilang saja Hyung sedang bersamaku, urusan keluarga, kan beres" ujar Namjoon enteng sambil terus melajukan mobilnya id jalanan meski belum tahu hendak kemana.

"Kau ini, enak saja mengarang indah" jawab Jin sambil menjumput pipi kanan Namjoon dan menariknya keras-keras.

"Akh !! Akhh nabrak ini !!"

Pemuda itu mengaduh keras karena daging pipinya diambil banyak-banyak hingga terasa menyakitkan.

"Aku hanya ingin di sebuah ruangan ada kita berdua saja, terkunci dan tak keluar-keluar selama empat hari" ujar Namjoon lagi sambil mengelus pipinya yang memerah.

"Oh ya, dan berantakanlah tugas akhirku, besok Hyung harus banyak menyelesaikan urusan di kampus. Aaahh aku stres memikirkannya" jawab Jin sambil mengernyit tajam sambil memandangi pemuda yang mengemudi dengan lincah dijalanan yang cukup padat.

"Jangan lulus dulu Hyung, aku juga sebentar lagi akan kuliah kembali"

"Andai saja aku bisa santai tapi aku harus cepat menyelesaikan kuliahku. Aku....Hyung....harus menunjukkan sesuatu pada papa, bahwa aku bisa seperti yang diharapkannya. Aku juga harus pergi untuk sementara waktu meneruskan studi ke luar negeri"

Namjoon hanya diam mendengarkan. Pemuda itu sudah tahu bahwa tak lama lagi Jin harus pergi jauh untuk meneruskan pendidikannya.

"Kau juga belajarlah yang baik, fokuslah kesana, jangan pikirkan hal yang lain, apalagi perempuan. Jangan sampai hal itu merusak konsentrasimu. Dan bergaullah dengan orang-orang yang benar, yang seusiamu saja" ujar Jin lagi dengan serius. Dan Namjoon tahu kemana arah pembicaraan Jin.

"Hyung....!!"

"Hmmm ??"

"Tidak jadi, nanti kau marah padaku" ujarnya lagi sambil menoleh pada sosok yang duduk dengan santai dan selalu tampan disebelahnya.

"Apa dulu yang mau kau katakan, kenapa aku harus marah ??"

Namun pemuda yang sedang mengendarai mobilnya itu tak menjawab lagi, namun matanya menatap lurus ke depan tampak memikirkan sesuatu.

"Aku...kadang merasa sangat bersalah kepadamu, kita...seharusnya menjadi saudara, tapi...hubungan kita berkembang tak terkendali. Dan aku akui itu... salahku. Aku sering memikirkan jika saja kemudian orang tua kita tahu apa yang aku lakukan padamu, aku yakin mama dan tuan Beom akan membunuhku"

Jin yang sedang mengutak-atik ponsel di tangannya langsung diam dan membetulkan letak duduknya agar lebih tegap. Karena sebetulnya ia juga sudah lama memikirkan hal ini.

"Kalau begitu keep secret, mudah kan ??" jawab Jin dengan enteng karena ia sebetulnya tak ingin Namjoon memikirkan hal ini. Ini terlalu berat bagi anak seusianya. Dan ia juga sadar bahwa jika ada orang yang disalahkan dalam hubungan mereka adalah dirinya bukan Namjoon karena ia lebih tua dari pemuda itu.

"Keep secret ??"

"Ya. Lagipula kita bukan saudara sedarah, kau tak perlu terlalu merasa bersalah. Aku melihatmu ketika kau sudah sebesar ini, bukan berbentuk bayi mungil lucu, jadi tenanglah"

Jin memiringkan tubuhnya ke kiri dan meraba dada kanan Namjoon dan memencet tonjolan dadanya yang bidang berkali-kali hingga pemuda itu kegelian dan memegangi tangan Jin dengan tangan kirinya.

Step Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang