Kaki dan lutut Namjoon bergetar ketika pemuda itu berlari kencang masuk ke dalam rumah sakit. Jantungnya berdegup kencang tak menentu dan pikirannya kalut.
Setelah menemui resepsionis, pemuda itu kembali berlari kencang menuju ruang gawat darurat. Dan disana sudah banyak sekali orang. Wartawan, polisi dan beberapa dokter serta perawat yang mondar mandir dengan panik.
"Anda kerabat dua orang yang sedang kecelakaan ??"
Seorang polisi mendekat pemuda itu dengan cepat dan langsung bisa menebak siapa pemuda itu dari raut wajah yang pucat pasi dan tampak panik luar biasa.
"I-iya saya Namjoon, saya putra Miss Haarin, saya harus segera menemui mama saya, dia baik-baik saja bukan ??"
Jawabnya dengan nafas tak teratur dan wajah yang semakin pucat hingga beberapa polisi mendekati pemuda itu dan memegangi berusaha menenangkannya.
"Namjoon ssi tenanglah, ibu dan adik anda sedang ditangani dokter secara intensif"
"Ap-apa yang...apa yang terjadi ?? Saya mau menemui ibu saya, dimana adik saya ??"
Melihat banyaknya polisi serta wajah-wajah panik di ruangan itu membuat pemuda itu bertambah kehilangan ketenangan.
"Ibu anda... kecelakaan mobil, dengan adik anda juga dan kami harap anda tenang karena saat ini keduanya sedang ditangani dokter" ujar salah satu polisi berusaha menjelaskan sambil memegangi Namjoon yang merangsek hendak masuk ke dalam ruangan yang tertutup rapat.
"Saya harus melihat mereka berdua !!" jawab Namjoon sambil berusaha melepaskan diri.
"Tunggu dulu, tim dokter sedang menangani ibu dan adik anda"
"Tapi...tapi bagaimana keadaan mereka ?? Tolong beritahu saya, mereka berdua tidak apa-apa kan ??"
Mendengar pertanyaan itu, mendadak para polisi terdiam dan tak mampu menjawab. Dan dari raut wajah itu, Namjoon semakin panik.
"Mama !! Mamaaaa !!"
Mendengar teriakan Namjoon, seluruh polisi yang ada dalam ruangan itu langsung berkumpul menjadi satu berusaha memeganginya dan menenangkannya.
"Namjoon ssi !! Namjoon ssi !! tolong tenang lah, kami tahu apa yang anda rasakan tapi tolong tenanglah, biar tim dokter bisa bekerja maksimal"
"Jungkookie, bagaimana adikku ?? Bagaimana dia ?? Tuhaaan, adikku baik-baik saja kan ?? Kenapa kalian ikut masukkan dia kesitu juga ?? Si bandel itu tak mungkin sakit, dia pemuda yang kuat. Tolong setidaknya keluarkan dia dari ruangan itu, biarkan aku bersamanya....tolong !!"
Namjoon yang sudah berlinangan air mata, berusaha melepaskan tangannya dan ketika dilepaskan dia memeluk dirinya sendiri. Dari sana, para polisi menjadi sangat terenyuh karena mereka tahu bagaimana kondisi kedua orang itu sebenarnya dan kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi.
"Namjoon ssi maafkan kami tak bisa membiarkan anda masuk, kita tunggu tim dokter menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Semoga semua baik-baik saja"
Salah satu polisi menuntun pemuda yang sedang gemetaran itu ke sebuah kursi dan mendudukkannya supaya tenang. Lalu seseorang memberinya air putih yang diteguknya dengan asal.
"Bagaimana...kondisi ibu dan... adik saya sebenarnya ?? Mereka....mereka kenapa ??"
Dengan terbata pemuda menanyakan kondisi sang ibu dan adiknya lalu setelah menyelesaikan pertanyaan yang berat itu ia cegukan lagi dan tak bisa menahan emosi lagi.
"Tolong pertemukan saya dengan mereka berdua, biarkan saya melihat apa yang sedang mereka alami saat ini dan saya ingin ada...disamping mereka" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brothers
FanfictionSeokjin : Mama kamu menikah dengan papaku karena harta. Namjoon : Mama ku menikah dengan papamu karena dia terjerat rayuan playboy tua seperti papamu. Jungkook : Asik aku punya dua Hyung sekarang. Seokjin+Namjoon : Diam kau !!