29

3.1K 139 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya


Warning!
Adegan seksual

'Ayo Sayang, kita pulang, dede bayinya aman-aman aja tuh'

Gisel mendengar percakan itu dan segera menyingkir dari pintu saat mendengar langkah kaki mendekat.

Lyn dan Egan keluar dari ruangan itu dengan wajah cerah.

Gisel yang bersembunyi dibalik standing banner disana, menggigit jarinya dengan kesal, bayi??? kehamilan Egan? Apa maksudnya?? Egan itu cowok kan? Dia hamil??

Lyn dan Egan terus saja berjalan meninggalkan area poli itu, Gisel segera tersadar, dia hendak mengikuti mereka, namun memilih pulang karena ingin mencari tahu tentang lelaki yang menganggap dirinya itu pacar Lyn.

***

Next day

Egan membuka matanya pelan, dia mengedip-ngedipkan kedua matanya, hmm... Rasa berat menimpa kedua kakinya, apaan?... Matanya mengintip kesamping, terlihat wajah lelaki yang sudah dekat sekali selama ini, berada di sampingnya. Egan mendorong kedua kaki Lyn yang semalaman berada di kakinya, dia pikir ga berat kali?

"..hmm?  Kamu udah bangun, Sayang?" Ucap Lyn sambil mengucek salah satu matanya.

Egan mengangguk, dia segera duduk.

Mereka segera mandi dan bersiap untuk beraktifitas seperti biasa.

...

"Dah Sayang" Lyn mengecup singkat bibir manis kesayangannya itu sambil mengusap poni Egan yang sudah mulai menutupi alisnya.

Egan hanya mengembangkan senyum.

Lyn segera pergi dari halaman sekolah itu menuju rumah orang tuanya.

Terlihat sepasang paruh baya duduk santai di gazebo halaman rumahnya yang besar. Lyn yang baru saja sampai, segera mendekat dan mengucap salam kepada mereka.

Mereka berbincang sambil sesekali melepas rindu antara orang tua dan anaknya yang memang jarang bersama.

"Jadi menurut Papah, sebulan lagi saja?"

"Ya buat mempersiapkan kan butuh waktu" jawab Papahnya.

"Tapi Pah...kelamaan itu, bisa tidak setengah bulan saja? Saya pasti siapkan semuanya sebisa mungkin"

Papahnya menyeruput teh dari cangkir berukir klasik yang di pengangnya, "bagaimana Bu, menurut kamu?" Tanyanya pada istrinya.

Mamah Lyn hanya tersenyum.

"Tuh, Mamah kamu satu pikiran sama Papah, satu bulan itu pas, Lyn..."

"Egan saja sudah 3 bulan hamilnya, kalau menunggu sebulan lagi, nanti kelihatan perutnya..."

"Oh.." Papahnya membulatkan matanya, sepertinya dia baru mengingat akan hal itu. "Yasudah, 3 minggu saja Lyn, tamu Papah banyak loh..."

"Iya Pah, di list saja, tapi khusus yang Papah kenal saja, saya tidak mau nanti ada yang menggosip buruk tentang kami di belakang sana"

"Siap Lyn, tapi syarat dari Papah bagaimana?" Tanyanya, berharap Lyn menjawab detik itu juga.

Lyn bangun dari duduknya, "Maaf Pah, saya pergi dulu, saya izin beberapa jam untuk datang ke sini" Lyn menundukkan kepala sebentar lalu berjalan menjauh.

***

Cuaca yang terik begitu menyengat, namun itu tidak membuat Gisel berhenti keluar untuk mencari informasi yang dia butuhkan. Dia pergi bersama seseorang, mobilnya berhenti di parkiran sebuah Rumah Sakit.

Unwanted Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang