Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya
Warning! 🔞
Lyn mencium kepala Egan tanpa basa-basi. "Udah ilang kan, yuk kita pulang?"
"Gak.." Egan kembali memberontak.
"Mau kemana lagi?"
"Kesana..." Tunjuknya ke arah meja lain yang diisi oleh koleganya Papah Lyn.
"Eh itu isinya orang tua semua, Sayang"
"Gapapa, ganteng-ganteng itu, dah ya gue mau main" Ucapnya sambil berjalan cepat dengan sedikit sempoyongan meninggalkan meja itu.
???
Lyn melebarkan mulutnya namun tidak lama, karena dia segera mengejar kesayangannya yang sedikit mabuk itu.
Lyn merangkul tubuh Egan dari samping saat Egan akan duduk di salah satu bangku di rombongan itu.
"Mm...apaan sih..." Egan mengeluh saat badannya terasa sesak oleh kelakuan Lyn.
Lyn tidak menjawabnya, dia malah mengangkat Egan dan menggendongnya seperti bayi lalu membawanya ke arah lift.
"The fuck??!" Egan memukul punggung Lyn, "gue masih mau minum uh.."
Lyn tetap diam, dia hanya berjalan cepat dan segera menekan tombol lift lalu masuk saat lift itu terbuka. Dia berdiri santai sambil mengelus pipi Egan.
"Gak gak...maunya minum bukan elus!!"
"Diem deh kamu, nanti aku kasih minuman yang lebih enak di rumah" Akhirnya mulut Lyn tidak tahan juga untuk tidak berbicara.
Wajah Egan seketika menjadi cerah, ada binar cahaya di kedua matanya, "beneran? mmm...apa itu? enak ga? mau wine yang mahal ya, ya ya..."
"Iya enak, susu kental khusus buat kamu, makanya diem ya jangan teriak-teriak, tahan suara kamu buat entar" Lyn bersmirk di ujung kalimatnya dan dia mencubit gemas ujung hidung Egan.
Setelah sampai di depan mobilnya, Lyn menaruh Egan ke dalamnya dan dia duduk di sebelahnya setelahnya. Lyn segera menyalakan mobilnya dan memilih pulang ke rumahnya meskipun salah satu kamar hotel itu telah siap menjadi kamar istimewanya.
Sepanjang perjalanan, Egan terlihat memejamkan kedua matanya, sepertinya dia benar-benar lelah dan sedikit mabuk.
Setelah sampai dirumah, Lyn menggendong bayi gedenya itu didepan dan membawanya langsung ke kamarnya yang berada di lantai dua. Dia menaruh Egan di ranjang dengan pelan-pelan.
"Nggh..." lenguhan Egan keluar, mungkin dirinya merasa kurang nyaman.
Lyn segera membuka jas yang Egan kenakan, dengan cepat dia juga membuka kancing baju atasnya. Dada semok Egan mulai terlihat dan itu sedikit mengganggu pandangan Lyn. Dengan cepat Lyn mengambil kapas yang sudah dia basahin dan dia bersihkan sisa make up di wajah Egan dengan pelan.
Lyn tidak jadi mengganti baju Egan, dia hanya membuka dua kancing atasnya agar Egan tidak merasa panas. Saat dia akan membuka kancing celana Egan, Egan tiba-tiba menahan lengan Lyn. "Kenapa Sayang?"
"Ngh...panas..."
"Um?" Lyn terheran, "ya ini mau aku bukain, aku ganti ya Sayang"
"...mm, bukan itu..." tangan Egan menarik lengan Lyn dan membawanya ke arah dadanya, "panas" katanya.
Tangan Lyn gemetar, dia sudah menahan nafsunya sejak tadi karena tidak ingin membuat Egan kelelahan meskipun tadi dia berkata seperti itu di dalam lift. Namun saat Egan menggodanya seperti ini dan itu semua Egan yang memulai jadi dia tidak mau ambil pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Sugar Daddy [END]
Teen Fiction"Gue itu cowo paling cool seantero sekolah, dan lu nyuruh gue jadi laki lu?" "Istri lebih tepatnya, Egan" "Gada, gila lu ya" Egan adalah sosok idola di sekolahnya, walaupun dia tidak termasuk dalam kategori siswa pintar di kelasnya, tetapi dia jag...