37

1.3K 96 6
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya





"Oh my God...apa..."

"Perutnya aja gede itu, masa cowo..."

"Ih transgender ya...hueeek..."

....

Egan menatap kosong piring makanan lezat didepannya. Perkataan aneh yang dia dengar ternyata begitu tidak mengenakkan. Padahal sebelumnya dia selalu masa bodoh, dia juga siap jika mereka banyak diketahui oleh publik hingga pernikahannya juga banyak mengundang tamu. Dia tidak merasa sekotor itu saat berada di sana namun disini rasanya begitu berbeda, apa karena mereka orang lain??? Anjing!! Ternyata ngejengkelin juga dinyinyirin orang lain, persetan!!!
Egan bangkit dan mulai berjalan ke arah meja itu.

Brak!!

Tangannya memukul meja kayu itu dengan kencang hingga beberapa piring dan gelas yang berada di atasnya saling bertabrakan dan isinya tumpah, mengotori meja itu. Para pelanggan disana dibuat terkejut, apalagi penghuni meja itu, terlihat tiga remaja perempuan yang tadi berbisik saling menutup mulut, mata mereka melotot.

"HEH CEWE!! BERISIK BENER MULUT LU HAH?!!" Egan mengetuk kembali meja itu yang isinya sudah berantakan sambil salah satu kakinya dia naikan ke sebuah kursi kosong disana.

"...Eeeek..." cewe itu memundurkan badannya.

"...Maaf," ucap yang lainnya.

"Ngapain lu minta maaf sih? kita cuma lagi ngobrol doang kok" bisik yang satunya kembali.

Mata Egan menatap tajam ke arah tiga orang itu, sedangkan Lyn mengusap wajahnya, dia hanya diam di tempat sebelumnya, karena jika dia mendatangi Egan, pasti yang ada suasananya akan semakin sulit. Egan pasti akan semakin marah dan Lyn tidak mau jika kesayangannya itu malah ngambek dengan dirinya.

"LU PIKIR TELINGA GUE NGGADA??! NI GEDE DISINI!" Egan menunjukan telinganya ke arah mereka, "DAN LU LIAT LEHER GUE GAK? NI JAKUN ASLI!" Egan mengusap lehernya, dia tidak terima disebut transg*nder, meskipun dia hamil, itu diluar kehendaknya dan merubah gender adalah hal yang berbeda. Dia benci sekali disamakan dengan perempuan, dipanggil istri oleh Lyn saja masih suka kesal, apalagi ini...dia bukan marah karena ketahuan hamilnya, dia sebenarnya tidak peduli akan hal itu.

"...Ya aneh aja, kalo bukan transgen**r kok perutnya gede gitu kek orang hamil..." mata cewe itu melirik ke arah perut Egan.

"Bodo amat!! Apa peduli gue!" Egan membalikan badannya hendak pergi setelah mengeluarkan sedikit unek-uneknya.

"...aneh...cowok kok hamil...najis banget, harusnya mati aja orang begitu..." bisiknya lagi.

...
....
.....
"FUCK!!! PERSETAN LU CEWE PA BUKAN! MENDING PULANG DEH!  DARIPADA GUE LEMPAR!!" Egan berusaha menahan diri, tangannya gemetar karena rasa kesal dan marahnya begitu dalam.

Lyn segera menghampirinya, dia tidak mau Egan terus-terusan marah seperti itu. "Udaaah...jangan teriak begitu ya, Sayang" Lyn memegang salah satu lengan Egan.

"Cih! Sayang...pasangan gaje, gamau dipanggil trangen**r padahal mah hasil operasi, cih!" cibir cewe itu.

"Maaf ya Kak, sebagai pelayan disini, atas nama cafe, saya meminta maaf, nanti pesanan kakak biar kita ganti" Lyn menggenggam erat lengan Egan hingga anak itu terlihat memerah.

"Lepas gak lu?!!" omel Egan.

"Sabar dong, mau aku usirin mereka?" bisik Lyn di dekat telinga Egan.

Egan mengangguk dan mulai terlihat rileks.

Unwanted Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang