Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya
Warning!
18+"Aku tuh kesel Bu, masa dibilang jadi ceweknya??"
"Hah?"
"Iya cewe?? Ni tuh gara-gara Ace, dia ambil handphone aku yang ada foto nikahan itu dan teman lainnya pada liat deh"
"Jadi teman sekelas kamu tahu kamu menikah sama Lyn? ya biarin saja, toh udah legal ini, memangnya mereka mau ngapain lagi?"
"Aku ngga peduli soal itu Bu, tapi mereka bilang aku ini ceweknya?? CEWEK!!! CEWEK BUUU?? MEMANGNYA BADAN MASKULIN BEGINI HARUS DIPANGGIL CEWE??! AAAAAH!! AKU NI COWOK!!"
"....Ya kan memang kamu bagian ceweknya??..."
"....???@%!$#^&fagjaksk¿¿" mata Egan menyipit dan pipinya menggembung sebelah. "Au ah!!" dia bangkit dan mengambil baby Afa yang sedang ditimang oleh Ibunya, lalu berjalan begitu saja naik tangga menuju ke kamarnya di lantai atas.
"Pelan dong Nak.. bawanya, Afa kan masih bayi..."
Egan berjalan terus dan menutup pintunya pelan, meskipun kakinya gatal ingin menendangnya kencang, dia sadar jika ditangannya ada baby Afa yang tersenyum ceria mengarah padanya. "Maaf baby...kita main di kamar aja ya..." Egan menaruh baby Afa di ranjangnya dan dia duduk asal di atas kasur itu dekat dengan baby'nya. Dia mulai mengusap pelan pipi baby Afa, "berat kamu kayaknya naik lagi ya baby...mmm gembul deh, cuteee" Egan tersenyum lalu mengekiss lembut kening baby'nya.
Tawa kecil keluar lepas dari mulut mungil baby itu, dia menggerakan jarinya, meraba pipi Egan yang mendekatkan wajahnya itu.
Betapa beruntungnya hidup aku...setelah mendapatkan lelaki yang terbaik, kini Afa juga ada disini dan aku bahagia...tidak peduli apa yang mereka katakan...ah..... meskipun aku tetep kesal sih kalo diomongin begitu!! Haduh.....Egan menggelengkan kepalanya karena kesal jika mengingat dirinya yang dibilang sebagai cewek itu, ya meskipun itu kenyataan, tapi dia masih gengsi jika disebut sebagai pihak bawah. Namanya juga lelaki, harus manly lah, begitulah semboyan hidupnya yang membuatnya masih enggan mengakui jika dirinya kini berstatus istri orang, iya terkecuali jika Lyn yang mengatakannya, dia akan menerimanya meskipun hatinya mengutuknya.....
Senja disore hari terlihat begitu indah. Pemandangan yang selalu memikat mata dan begitu teduh. Jalanan kota yang padat selalu membuat hati sedikit sesak. Sementara Lyn menyetir, matanya sesekali melihat ke arah jam tangannya. Sejak siang tadi, dia mengechat Egan namun tidak mendapat balasan. Hingga saat ini juga, ponselnya yang dia taruh pada saku kemejanya masih diam tanpa ada getaran notif. Semoga dia ngga ngambek gara-gara siang tadi, padahal udah minta maaf, semoga ngga telat sampe rumahnya...
Dia hanya berharap jika Egan tidak marah dengan dirinya......
Halaman rumah yang begitu lega dengan taman dan gazebo yang terpampang disana, terlihat begitu tenang. Mobil Lyn memasuki halaman rumahnya dengan pelan dan langsung dia masuk ke parkiran mobilnya. Saat dia turun, jam sudah menunjukan pukul 17.33, sepertinya dia terlalu lama di jalan hingga pulangnya sedikit terlambat.
Kaki berat Lyn, dia cepatkan jalan agar sampai ke dalam rumah secepatnya. Saat dia membuka pintu dan melihat ruang demi ruang yang kosong, hatinya sedikit merasa perih, kenapa tidak ada sapaan dan suara bayi?? sepi sekali rumah aku ini??
Dia berjalan lagi hingga ke ruang makan dan menemui Maggie yang sedang menyiapkan makanan di meja sana. "Bu? kok sendirian saja?"Maggie hanya tersenyum, "masuk ke kamar saja dulu Lyn, mandi dan gantilah pakaianmu lalu makan bersama"
Lyn hanya mengangguk tanpa bertanya lagi dan pergi menuju kamarnya. Hatinya was-was dan jantungnya berdebar kencang. Telinganya dia dekatkan ke bagian pintu dan hening, kok sepi sekali?? kemana mereka berdua??.. Dia buka pintu kamarnya pelan, lalu matanya membelalak saat melihat pemandangan yang enak dilihat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Sugar Daddy [END]
Roman pour Adolescents"Gue itu cowo paling cool seantero sekolah, dan lu nyuruh gue jadi laki lu?" "Istri lebih tepatnya, Egan" "Gada, gila lu ya" Egan adalah sosok idola di sekolahnya, walaupun dia tidak termasuk dalam kategori siswa pintar di kelasnya, tetapi dia jag...