35

1.8K 97 5
                                    


Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya






Sementara di dunia lain, Gisel sedang marah-marah setelah mengetahui hari ini itu adalah satu hari setelah pernikan Lyn. Orang suruhan Lyn sepertinya berhasil membuat Gisel tertidur sejak siang kemaren sampai pagi ini.

"GILA!!!! kalian gada yang bangunin akyuuu??? OH MY GOD..." Gisel mengusap wajahnya yang terlihat putus asa, "Lyn gue...."  Dia bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu, dia bersiap pergi keluar menggunakan mobilnya.

Arah yang Gisel tuju sepertinya tidak lain adalah rumah Lyn. Dia memberhentikan mesin mobilnya tepat didepan gerbang tinggi itu.
"Buka gih" pintanya pada Satpam disana.

Dengan sikap tegasnya, Satpam itu menjawab, "Maaf kak, Boss saya tidak bisa diganggu"

"Gue mau ketemu Lyn doang kok"

"Tidak bisa kak, jika kakak masih bersikap keras kepala, saya akan melaporkannya sebagai trespassing"

Bibir Gisel menciut, dia kesal karena dirinya benar-benar tidak bisa masuk ke rumah Lyn. Dia ingin sekali mencurahkan keluh kesalnya, apalagi jika mengingat Lyn yang sekarang sudah menikah, hatinya terbakar api cemburu.

Dengan tekad yang bulat, Gisel mencoba menunggu disana hingga waktupun berlalu.

...

Sementara dari arah lain, terlihat mobil Lyn mendekat. Lyn baru saja pulang dari belanjanya.

Saat mobil Lyn tepat di depan gerbang, Gisel keluar dari mobilnya dan memberhentikannya. Lyn mendadak kaget dan berhenti seketika.

Lyn menurunkan salah satu kaca mobilnya, "apa-apaan kamu Gisel?!"

"Lyn~ kenapa kamu menikah sama anak kecil sih? Apa aku tidak cantik?? Aku kan mau kita balikan~~"

Lyn menggerakkan matanya seperti berkata 'hah?!' Dan berkata, "berisik lu!"

"Ayok cerai aja Lyn, aku bisa menerima kok, kalo kamu jadi duda...lagian...aku ini cantik"  Gisel memainkan rambutnya.

Lyn segera menaikkan kembali kaca mobilnya namun Gisel menahannya dan terus saja mengoceh tidak jelas.

...

"Diem deh, Egan itu istri aku, aku nggak peduli apa maumu!" Lyn melanjutkannya lagi, "Tolong Pak, usir saja dia, saya tidak mengenalnya, lain kali laporkan saja jika dia datang kembali" Lyn memasuki halaman rumahnya dan dengan cepat menelfon seseorang untuk mengawasi Gisel agar dia tidak kembali mengusik dirinya dan Egan

...




"Eh, Sayang??" Lyn melihat Egan duduk santai dengan kedua kakinya menyilang di sofa. Anak itu terlihat sedang memakan keripik singkong yang entah darimana dia mendapatkannya, karena dirumah itu, Lyn biasanya hanya menyediakan bahan segar dan cemilan manis seperti kue-kuean yang memang Egan sukai. "Keripik darimana, Sayang?" Lyn duduk di samping Egan dan mengusap pipinya yang penuh makanan itu.

"Mm...itu tadi nyuruh pak Satpam beli, lagian lama sih kamunya"

"Tapi itu kan kurang sehat, Sayang~"

"Apa bedanya sama kue hah? Sama aja lah, lagian aku tuh kan masih ideal berat badannya" Ucapnya sambil mengusap perut buncitnya yang menandakan jika berat badannya jelas naik.

"Iya deh Sayang, lagian aku suka kok kalo kamu cubbyan dikit, bisa di gigit gini pipinya" Lyn menggigit pelan salah satu pipi Egan.

"Au.." Egan mendorong wajah Lyn lalu mengusap pipinya. "Jangan iseng deh, dikira ini makanan apa? semalem aja kamu gigitin disana sini ampe penuh air liur kamu, masih kurang emang?"

Unwanted Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang