32

2K 117 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa klik votenya






"Berangkat Sayaaaaang, wait for me"

Panggilan itu segera berakhir, Egan memandangi layar ponselnya dengan sedikit bibir yang melebar, gak rugi punya calon kek dia, gajadi ngambek lagi lah gue, capek juga marah-marah gak jelas, lagian kan urusan lari itu gak jadi, ya udahlah...Egan mengusap perutnya lalu masuk ke kamar yang berada di lantai dua itu.

Lyn mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karena jalanan yang memang agak padat. Duh sayangku nungguin nih, mana macet, apa sekalian beli sesuatu ya?

Lyn memilih memutar ke arah lain dan membeli sesuatu untuk di bawa pulang.

Brak

Dorongan pintu kamar itu terdengar kencang, Lyn datang dengan paperbag di tangannya, "Sayaaaang" Teriaknya sambil mendekat dan memeluk Egan yang duduk di pinggir ranjang itu.

Egan sedikit canggung, padahal dirinya sudah memutuskan untuk tidak marah. Setelah dia menimbang-nimbang, hatinya bergerak dan tangannya membalas pelukan Lyn.

"Maaf banget ya Sayang, aku pikir kamu itu ga ngidam"

"Hah? Emang siapa yang ngidam?"

Lyn memundurkan kepalanya dan masih dalam posisi memeluk Egan, "itu kamu, kan ngidam mie ayam?"

"Kagak lah, orang pengen doang sih..." Egan melepas pelukan itu.

"Ya itu namanya ngidam, Sayang"

"Apa iya?"

"Nih, aku beliin kue kesukaan kamu, mau makan malem dulu apa gimana?" Kata Lyn sambil menyodorkan paperbag itu.

"Em.. makan dulu deh, lu masaknya yang enak ya" Egan melirik sambil memajukan bibirnya.

"Siap Sayang" Lyn segera mandi lalu menyiapkan makan malam setelahnya.


***

Beberapa hari kemudian

Selama beberapa hari ini, Lyn dan Egan terlihat sibuk kesana kemari untuk mengecek semua persiapan pernikahan mereka.

Tanpa mereka sadari, mereka melupakan kehadiran Gisel yang dibelakang sana sedang merencanakan sesuatu.

"Bagaimana rekaman itu?" Tanya Gisel yang duduk di sofa sebuah ruangan di rumahnya.

"Beres Non, sudah saya masukkan beberapa data tentang kehamilannya, kita hanya butuh sedikit tambahan nanti"

"Hmm, bagus" Gisel tersenyum licik sambil memegang dagunya, tinggal gue putar tepat waktunya, dan boom...surprise

Hari pernikahan Egan semakin dekat, kebetulan hari ini dia ada jadwal untuk mengecek ke Dokter. Sebenarnya jadwalnya itu Selasa kemaren, namun karena mereka sibuk kesana sini, jadi baru sekarang mereka bisa.

Setelah pulang sekolah, dia bersama Lyn berangkat ke Rumah Sakit untuk mengecek rutin kandungannya itu.

"Bagaimana Dok?" Tanya Lyn.

"Baik-baik saja Tuan, keadaan bayi dan Papahnya sehat"

"Sebentar lagi kami akan menikah, apa bisa dia berdiri lama nanti?"

"Pasti bisa, saudara Faegan masih muda"

Egan yang mendengar itu segera mencubit pinggang Lyn, "lu kira gue dah tua gitu?! gak bisa berdiri beberapa jam doang hah?!"

"Eh, bukan gitu Sayang, aku hanya memastikan kesehatan kamu"

Egan hanya memajukan bibirnya.

Saat keluar dari ruangan itu, Lyn merasa aneh, sejak mereka turun dari mobil sebelumnya, seperti ada yang mengikuti. Dan benar saja, kini dia merasa benar-benar ada yang mengikuti. Mungkin perasaan aku aja kali ya...batin Lyn, tangannya merangkul bahu Egan yang berjalan di sampingnya.

Unwanted Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang