2

9.7K 534 5
                                    


"Udah pesen tuh, pesen lagi aja sono" jawab Egan acuh dan memilih bermain dengan ponselnya. Dia memang suka banget nongkrong di cafe, tapi dia tidak menyukai kopinya, dia hanya menyukai menu yang lainnya yang tersaji di cafe itu.

Drttt drttt

Bunyi ponsel Egan mengalihkan perhatiannya yang sedang mengobrol bersama seorang wanita di cafe itu.
"Bentar ya cantik" ucapnya dan menjauh dari meja wanita itu.

"Iya bu, kenapa?" Egan dengan tenang mengangkat telfon dari Ibunya walaupun hatinya agak merinding, dia pasti akan mendapatkan ceramah.

"EGAN!! KAMU PIKIR INI JAM BERAPA? IBU KAN SUDAH BILANG KEMAREN NYURUH KAMU DATANG SORE INI"

"Lupa Bu, hehe"

"Bohong!!! Kamu harus kemari"

"Ahh iya maaf deh, Egan lagi di pinggir kota, gabisa kesitu sekarang bu, jauh" ucapnya pelan sambil menutup satu telinganya yang seperti terkena sambaran guntur.

"Alesan aja kamu ya!! Pokoknya pulang se.ka.rang.ce.pat."
Tuuut

Gila, dia mau ngapain sih maksa bener...

Egan mengemasi tasnya dengan cepat.

Ace terlihat sedang menikmati secangkir kopinya, lalu dia menaruh kopi itu kembali ke meja.
"Mau kemana lu?"

"Balik buruan, Ibu gue ngamuk"

Ace mengangguk dan segera mengikuti Egan.

Ace menyetir dengan kencang karena sepanjang jalan Egan mengomel dengan mulutnya yang pedas.

Ckiit

"Gue cabut ya, gamau jadi pelampiasan lu" kata Ace sebelum pergi dan Egan hanya memberinya jari tengah.

Tak berselang lama, Ibunya keluar dengan pakaian yang begitu rapi dan dandan anggunly engga kek biasanya yang cuma make kaos sama celana jeans ketat bak ABG gitu, ya memang dia awet muda kek baru umur 25 tahun, padahal kan udah mau kepala empat, 38 tahun saat ini.
"Buruan masuk" Ibunya menarik telinganya kencang dan membawanya ke samping tokonya, disana ada ruangan besar yang biasa Ibunya pake saat ada kepentingan.

"Tuh pake" ucap Ibunya sambil melempar setelan kemeja putih dan celana hitam lengkap dengan jas hitamnya.

Egan mengernyitkan matanya.
"Ngapain gue harus make begituan? Ga ah, gerah" ucapnya sambil mendorong pakaian yang berserakan di lantai dengan kakinya.

"Pake gak?!!" Ibunya melolot tajam.

"Iyadeh, bentar..." Egan dengan malas mengambil pakaian itu dan masuk ke kamar mandi.

.
.
.
"Nah, gitu kan rapi" puji Maggie Rubian, Ibunya Egan saat melihat Egan keluar dengan pakaian yang ia berikan.

"Mau kemana kita?" tanya Egan yang masih tidak mengerti dengan semua penampilan elegan mereka itu.

"Mau ngejodohin kamu lah" jawab Ibunya dengan santai dan duduk di sofa yang berada disana. Ruangan itu seperti ruang tamu, lengkap dengan ranjang dan kamar mandinya.

"The Hell?"

Ibunya melemparkan tas sekolah Egan ke muka Egan. "Diem gak kamu hah? The hall the hell the hall the hell.."

Egan mengusap pelan mukanya yang terasa agak perih. "Ya lagian jodoh apaan coba? Siapa maksud Ibu? Lagian gue ni kan banyak yang naksir, ga perlu di jodohin ntar juga dapet"

"Kamu itu kan ga punya pacar, jadi ya Ibu jodohin sama pelayan cafe depan" jawab Ibunya.

"Pelayan yang mana? Cantik ga bu? Kalo cantik gapapa sih"

Unwanted Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang