36 [END]

7.1K 275 96
                                    


Keesokan paginya, Solar dan Halilintar di sambut dengan tatapan tajam teman-teman mereka.

"Wah enak ya yang semalam abis bercocok tanam" Sindir Taufan.

"Tau mereka ni, tak liat tempat sangat lah" Tambah Gopal.

"Ha'ah, kalau begitu aku juga mau bercocok tanam sama Icy ku tapi anak nakal itu ugh! Selalu menghalangiku" Kesal Blaze mengingat semalam dia mau begituan sama Ice tapi bocil
kematian aka Frostfire gak mau lepas dari Ice.

Gempa menghela nafasnya, "Sudah cukup, kalian cepat lah bergabung untuk sarapan"

Halilintar mengangguk saja, dia tidak peduli dengan komenan teman-temannya. Berbeda dengan Solar yang mukanya udah merah, gak tau mau di taro dimana muka nya tuh.

Solar duduk sebelahan sama Halilintar yang mangku Supra, dia melihat kesekitar merasa ada yang kurang.

"Mana Ice?"

"Dia lagi di kamar, nyusuin tuh bocil kematian" Jawab Blaze dengan nada kesal.

"Heleh anak kau tu" Ucap Gopal.

Blaze memutar matanya, dia kini memiliki saingan yang tidak mungkin bisa ia singkirkan.

Mana muka Frostfire ngeselin banget, apalagi kalau Blaze gagal bermesraan sama Ice pasti langsung di ketawain.

Anak durjana.

"Hoam apa yang sedang kalian bicarakan ni?" Ice muncul bersama dengan Frostfire yang lagi ada di gendongan nya.

"Ddada!" Frostfire memberontak di gendongan Ice mau sama Blaze.

"Apa bocah nakal?" Ucap Blaze sinis seraya menatap Frostfire dengan garang.

"Dada! Ddada!" Frostfire ikut memasang muka garang macam Blaze.

"Hemp buah jatuh tak jauh dari pohon nye" Ucap Gopal yang mengundang gelak tawa orang-orang di ruangan.

.

.

Waktu terus berlalu sampai anak-anak mereka yang bayi kini tumbuh menjadi anak berusia 5 tahun.

Di kediaman keluarga kecil Halisol.

Halilintar sedang santai meminum teh hangat yang dibuat oleh istri tercintanya. Dia menemani Supra yang asik baca buku di ruang tengah.

Alpha dewasa itu memiliki ide yang terlintas di kepalanya, dia melirik Supra yang masih asik sendiri.

"Supra"

Supra yang namanya di panggil menoleh ke arah Ayahnya, dia mengangkat satu alisnya dan memiringkan kepalanya.

"Bagaimana kalau Supra memiliki adik?"

"Gak mau"

"Loh kenapa? Kan nanti Supra ada temen nya"

"Gak mau!" Supra berteriak, air matanya mulai mengalir.

"Eh eh kok nangis sih?" Halilintar buru-buru menggendong putra kecilnya itu yang sesegukan.

"Gak mau hiks gak mau adek!"

"Harus mau ya?"

"HUWEE GAK MAU! MAMA!" Tangisan Supra semakin kencang membuat Solar yang lagi di dapur berlari menghampiri nya.

"Eh kenapa ini?" Tanya Solar yang masih pakai apron bersiap untuk membuat makan siang.

"Mama! Hiks Supra gak mau adek"

"Gak papa Supra, papa pengen soalnya" Halilintar gencar menggoda anak nya sampai menangis kencang.

"HUWAAA GAK MAU GAK MAU HIKS MAMA! SUPRA GAK MAU PUNYA ADEK"

He Is MINE! {HalilintarxSolar} BXB (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang