23. Cemburu

23 2 2
                                    

Kemarin malam, Bani tidak sengaja melihat Kaira dan Kelvin di warung bakso. Hal itu menjadi pertanyaan untuk Kaira.

Hari ini Bani sengaja tidak menjemput Kaira. Lelaki itu menyuruh Heru untuk menjemputnya. Bani beralasan dengan Kaira, bahwa dirinya ada keperluan.

"Ra, ayo naik. Kita berangkat." Suara Heru menyadarkan Kaira yang tengah diam. Kaira hanya mengangguk sebagai respon.

Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai, mereka berdua sudah berada diarea sekolah. Kaira pergi terlebih dahulu, membiarkan Heru memarkirkan motornya. "Ru, gue duluan ya," pamitnya. Heru hanya mengangguk, tidak ingin terlalu banyak omong.

Saat berjalan menuju kelas, Kaira bertemu dengan Bani. Namun, lelaki itu menghindar. Kaira dibuat bingung dengan tingkah lakunya yang tiba-tiba berubah.

"Bani kenapa sih? Perasaan, gue sama dia gak ada masalah. Tapi, kenapa sikapnya aneh gitu?"

Tak lama, Kaira melihat Hasan. Ia pun lekas memanggilnya. "San, sini!"

Hasan yang melihat sosok Kaira, langsung  menghampirinya. "Ada apa, Ra?"

"Em ..., Itu, si Bani. Kok aneh sih? Dia cuek dan kayak lagi menghindar gitu dari gue, dia kenapa ya?"

Hasan yang tidak tahu menahu, jadi ikutan bingung. Pasalnya, dirinya pun sedang mencari Bani. "Aduh, gimana ya, Ra. Gue sendiri aja bingung, soalnya nih ya. Gue sama dia aja belum ketemu, ini aja gue lagi nyariin dia."

"Oh, gitu ya. Ya, udah deh, gue masuk kelas dulu ya," Kaira mengakhiri obrolannya dengan Hasan.

Saat di kelas, Kaira hanya diam. Banyak pertanyaan tentang Bani yang terlintas di dalam benaknya. "Bani kenapa sih? Tumben cuek, biasa juga kalo ketemu gue, kayak cacing kepanasan."

Saat sedang bergelut dengan pikirannya, Astrid tiba-tiba datang. "Hai, Ra. Buset, masih pagi udah ngelamun aja lo, napa sih? Perasaan gue, tiap hari lo, galau mulu deh. Apa sih yang lo galauin?"

'Kalo gue cerita sama Astrid, entar dia banyak bacot lagi. Nambah rumor gue, tentang pacaran sama Bani, padahalkan enggak.' Kaira membatin.

"Woi, Ra. Etdah, ngelamun lagi." Astrid menyengol lengan Kaira. Aksi itu membuat Kaira ngomel.

"Apaan sih lo, gak ya. Dahlah, gue mau ngerjain tugas dulu," Kaira mengelak pembicaraannya dan Astrid.

"Tugas apa? Perasaan gak ada deh," bingung Astrid.

***

Saat jam istirahat, Kaira bertemu Bani lagi. Namun, saat Bani tahu Kaira ada di kantin, lelaki itu menguraikan niatnya untuk ke kantin.

"Bani," teriak Kaira. Namun, tidak ada respon sedikit pun. Astrid dan kedua teman Bani yang melihat hal itu, menjadi bingung.

Kaira pun mengejar Bani, tidak menghiraukan pertanyaan dari teman-temannya.

"Kaira sama Bani kenapa sih?" Astrid bertanya-tanya.

"Mana gue tau, kalo tau juga. Gue gak akan ngasih tau elo," imbuh Hasan.

"Ya, udah sih. Gak usah sewot gitu lo jawabnya," kesal Astrid. Wajah gadis itu seketika memerah karena menahan marah.

"Udah, kenapa pada ribut sih? Kalian kalo ketemu, pasti ribut terus, lama-lama gue jodohin juga," ini pertama kali bagi Astrid mendengar Heru berucap seperti itu.

"Ru ...."

Belum sempat Astrid melanjutkan kalimatnya, Heru sudah pergi lebih dulu. Menyisakan Hasan dan Astrid. Sebelum pergi, sesekali Astrid melemparkan tatapan tajam kepada Hasan.

Pahami Aku! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang