32. Pulih

15 2 0
                                    

Hari telah berganti, waktu berjalan begitu cepat. Kini Kaira sudah kembali lagi ke sekolah. Gadis itu tidak mengenakan jaket lagi untuk menutupi luka sayatan yang ada ditangannya.

Ia kembali seperti Kaira yang dulu, Kaira yang selalu menyebabkan senyuman manisnya.

"Kaira, akhirnya lo udah bisa masuk. Gimana, perkembangan kesehatan lo?"

"Gue udah baik-baik aja. Oh, ya. Lo, liat Bani gak?"

"Belum liat sih, mungkin dia udah ada di kelasnya," jawab Astrid.

Kaira terdiam sejenak, ia pun mengajak Astrid untuk masuk kelas. "Ya, udahlah. Kita masuk kelas aja yok."

Astrid pun tak menolak. Mereka berdua berjalan dengan santai, sesekali mereka bersenda gurau. Astrid bahagia sekali melihat Kaira kembali.

"Ra, semenjak lo gak masuk. Gue kesepian banget, malah sih Hasan reseh itu, gangguin gue terus," ucap Astrid.

"Mungkin dia suka sama lo, Strid. Kan lo, yang bilang sama gue. Jangan terlalu benci, nanti cinta," ledek Kaira.

"Ih, lo kok, malah ngeledek sih, Ra."

"Ayo lanjut jalan," ajak Kaira.

Saat keduanya sedang berjalan, tak sengaja Kaira menabrak seseorang. Karena Kaira berjalan sambil berbincang-bincang dengan Astrid, sedangkan lelaki itu jalan dengan menundukkan kepala sambil melihat handphonenya.

"Aw, bisa jalan pelan-pelan gak sih?" tanya Kaira. Lelaki itu pun mendongakkan kepalanya ke atas. Begitu terkejutnya ia melihat sosok Kaira di hadapannya.

"Kaira, gue kangen banget sama lo." Lelaki itu langsung memeluk tubuh Kaira begitu saja.

"Ih, Kelvin. Lepasin! Lo tau, ini sekolah? Dan lo juga, gak boleh sembarangan meluk orang, apalagi itu cewek," ujar Kaira memberitahu.

"Sory, gue terlalu senang liat lo. Gue khawatir banget sama lo, Ra."

Melihat itu, Kaira merasa aneh dengan sikap Kelvin. Kenapa lelaki itu tiba-tiba care?

"Lo kenapa tiba-tiba aneh gini, Kel. Lo gak papa kan?"

Kelvin menggelengkan kepalanya. "Gue baik-baik aja, Ra. Gue gak kenapa-napa kok."

"Tapi, lo ...."

"Eh, Ra. Masuk kelas yok, entar kita telat." Astrid memotong pembicaraan mereka.

"Oh, iya. Gue lupa, ayo Strid, pelajaran pertama, bu Elda kan?"

"Iya, kalo gak cepat-cepat, kita bisa kena hukum," kata Astrid.

Mereka pun memutuskan kembali ke kelas. Sebelum pergi, Kaira sempat berpamitan dengan Kelvin. Lelaki itu terus memandangi kedua gadis itu, sampai sosoknya hilang di sebuah pengkolan.

"Ra, di saat lo baru sembuh dari sakit. Lo tambah bikin gue, gak mau kehilangan lo, dengan cara apalagi, biar gue bisa luluhin hati lo?"

Ketika Kelvin sedang bergumam seorang diri. Tiba-tiba Panca datang mengagetkannya.

"Dor, hayo, ngapain lo?"

"Ah, sial lo, Nca. Ngapain sih, lo di sini?"

"Dih, ditanya, malah nanya balik. Emang ya, manusia itu kadang aneh," ujarnya.

"Salah satunya elo, manusia gak jelas." Usai mengatakan itu, Kelvin pergi dari tempatnya. Membiarkan Panca meneriaki namanya.

***

Setelah selesai sekolah, Kaira pergi ke panti. Gadis itu menyembuhkan lukanya dengan cara selalu ngobrol dengan Bu Irma. Kaira pun memberitahu kedua orang tuanya, bahwa ia sudah menemukan pisikiater yang bisa menyembuhkannya.

Pahami Aku! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang