7. Pesan Singkat

31 6 2
                                    

Hari ini, para anggota OSIS disibukan dengan persiapan festival sekolah tahunan. Yang akan diselenggarakan besok. Heru dan Hasan sibuk dengan dekorasi, sedangkan Kaira. Gadis itu sibuk dengan konsumsi untuk besok, snack apa yang ingin mereka hidangkan. Di tengah kesibukannya. Kaira, mencari Bani, yang tidak ada di tempatnya. Harusnya lelaki itu bergabung bersama Heru dan Hasan. Apalagi dia sebagai wakil OSIS, harus ikut andil. Tidak hanya Kaira yang mencari keberadaan Bani, Bu Elda yang sedang bersama Kaira pun mencari lelaki itu.

Saat Kaira terlamun, suara Bu Elda menyadarkannya. "Kaira, kamu liat Bani gak? Dari tadi, Ibu cariin kok gak ada."

"Enggak Bu, emang ada apa ya?"

"Ada hal penting yang harus Ibu bicarakan sama dia, Heru kan lagi sibuk-sibuknya. Nah, Bani sebagai wakil OSIS, harus bisa berbagi tugas. Soalnya, dari tadi, Ibu gak liat dia. Kata teman-temannya, anak itu masuk," ujar Bu Elda.

"Oh, gitu. Ya udah, biar saya cari Bani ya Bu," tawar Kaira. Bu Elda pun menganggukkan kepalanya, sebagai persetujuan.

Kaira pun beranjak dari tempatnya, berjalan keluar ruangan. Untuk mencari temannya yang tiba-tiba menghilang. "Bani mana sih? Tumben tuh bocah ngilang tanpa kabar," gumam Kaira. Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya. Tidak ingin membuang waktu lama, gadis itu pun menghampiri Heru dan Hasan, barangkali mereka tahu keberadaan Bani. "Ru, San, liat Bani gak? Tadi, pas gue ngurus konsumsi, bu Elda nyariin dia. Katanya sih ada yang mau diomongin, soalnya dia wakil OSIS, karena lo sebagai ketua sibuk banget, jadi kata bu Elda, kalian harus berbagi tugas," jelas Kaira.

Heru dan Hasan yang tengah sibuk, menghentikan aktivitas mereka. "Gue gak liat dia sih, soalnya pas datang tadi. Gue ke kelas naro tas, terus langsung ke sini," ujar Heru.

"Kalo lo, liat Bani gak San?" kini Kaira bertanya pada Hasan, yang masih diam di tempatnya.

"Liat sih, pas di kelas tadi. Cuman, abis itu gak tau ke mana, katanya sih, dia mau duluan ke sini. Eh, pas gue sampe sini, gue gak liat dia," jelas Hasan.

Setelah mendengar penjelasan dari kedua temannya, Kaira pun terdiam. Mengkhawatirkan Bani, takut jika terjadi sesuatu padanya. Tenpo hari, Bani curhat soal dirinya. Yang mendapatkan tekanan dari sang ibu, Kaira takut. Bani melakukan hal yang tidak-tidak. Meskipun, Bani bukan orang yang nekat dan putus asa.

Saat termenung, tiba-tiba suara handphone Kaira berderu. Ia merongah saku bajunya. "Siapa sih," gerutunya. Saat melihat pesan singkat itu, Kaira mengernyitkan dahinya. "Bani, kenapa nih bocah? Ah, kebetulan dia ngechat gue." Tanpa pikir panjang, Kaira membuka pesan itu.

Bani Daniyal

Ra, lo bisa temuin gue di belakang sekolah sekarang gak?

Ngapain?

Ada hal penting.

Oke, otw.

_______

Kaira langsung memasukan handphonenya kembali. Sebelum pergi, Kaira pamit kepada kedua temannya, tanpa memberitahu ia pergi ke mana. "Guys, gue duluan ya," pamitnya.

"Mau ke mana, Ra?" tanya Hasan.

"Ada urusan," balas Kaira. Gadis itu sudah beranjak dari tempatnya. Sosoknya semakin tidak terlihat, sampai akhirnya menghilang.

Saat tiba di sana, Kaira melihat sosok yang ia cari-cari. Tanpa membuang waktu, Kaira menghampirinya. "Ban, lo kenapa?" Bani sadar akan suara Kaira. Lelaki itu memutarkan badannya, menatap sosok Kaira di sana, yang masih berdiri.

"Ra, gue mau ngomong," ucapnya. Kaira semakin maju, ia pun duduk di sebelah Bani.

"Mau ngomong apa?"

Pahami Aku! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang