11. If you want

2K 207 38
                                    

Hubungan yang dimilikinya saat ini dengan Renjun sudah membuat Jaemin senang, tapi mungkin ia pun semakin ingin serakah. Ingin memastikan Renjun memang akan jadi pasangan sehidup sematinya, ingin Renjun yang menemani ia sampai nanti. Ingin senyum Renjun yang menyambut setiap paginya, dan ingin peluk Renjun yang menutup malamnya.

Tapi Renjun belum juga menjawab apa yang Jaemin katakan padanya beberapa minggu lalu, memang ia yang mengatakan sendiri kalau ia tak akan membicarakannya jika Renjun tak mau membicarakannya. Tapi dalam hatinya Jaemin tetap tak tenang, ia ingin tau pikiran Renjun dan hati Renjun mengatakan apa tentang pernikahan yang Jaemin singgung itu.

"Kau terlalu lama di air, Jaemin." Renjun berjongkok di sisi kolam, menatap dominan yang kini berenang ke pinggir mendekatinya.

"Warna kulitmu mulai mirip bajuku." Renjun menjulurkan tangannya hingga ujung lengan baju putihnya mencapai wajah Jaemin, dan ia terkekeh melihat Jaemin yang mengerutkan dahinya.

"Aku tak mungkin sepucat itu." Dengus Jaemin, ia meraih telapak tangan Renjun dan menyimpannya di pipinya. Suhu tubuh Renjun yang hangat, beradu dengan dinginnya kulit Jaemin.

Renjun mengikuti apapun yang dilakukan dominan itu. "Tapi kau sudah terlalu lama berenang." Ujarnya.

Tak lama kemudian Jaemin mengikuti ucapan Renjun, ia naik dari kolam dan meraih handuk di atas meja. "Aku bilang untuk tak memasak, aku yang akan siapkan makan untukmu."

"Aku memesannya, aku tak memasak." Cengir Renjun, sementara Jaemin mengusak surai submisif itu mendengar jawaban tak salah dari kekasihnya itu.

"Aku akan mandi sebentar, nanti kita makan." Kali ini bibir dingin Jaemin menyentuh hangatnya bibir lembut Renjun.

"Iya."

Saat tengah makan Renjun menoleh pada Jaemin, menatap dominan itu diam-diam. Setelah percakapan mereka tentang hal pernikahan tempo hari, Renjun belum berani menyinggung hal itu sampai saat ini.

Renjun benar-benar tak pernah memikirkan sebuah pernikahan sebelumnya, mungkin karena dirinya tak merasa bisa memiliki hubungan sampai tahap itu. Merasa bahwa itu adalah pijakan yang terlalu tak mungkin untuknya, bahkan saat ia mulai berani menerima cinta Jaemin dan menjalin hubungan pun tak ada sekelibat bayangan tentang pernikahan antara mereka mengingat bagaimana kemungkinan itu tak bisa Renjun lihat.

Dan begitu Jaemin mengajukan pertanyaan soal pernikahan jelas Renjun terkejut dan tak tau mesti menjawab apa. Ia masih tak percaya diri dengan identitas yang dirinya miliki lalu bisa bersanding dengan Jaemin sampai sejauh itu.

"Ada yang menggangumu?"

Pertanyaan Jaemin itu membuat Renjun tersenyum lebar menutupi kebingungannya atas hal yang ia pikirkan akhir-akhir ini. Iya, percakapan tentang pernikahan benar-benar mengambil sebagian pikiran Renjun saat ini.

"Tidak, aku hanya menyukai bagaimana kau yang memiliki bulu mata sebagus itu. Bisa tukar denganku tidak?" Gurau Renjun.

Mendengar lagi bagaimana Renjun sering melempar gurauan kecil juga mengatakan hal yang mengundang kekehan kecil dan tawa renyahnya, Jaemin mencoba menekan keinginan hatinya yang ingin memaksa Renjun untuk menjawab tentang pernikahan yang pernah ia bahas.

Tapi mungkin seharusnya Jaemin cukup bersyukur dengan bisanya ia melihat Renjun kembali melempar banyak senyum lebar dan tertawa lagi dengannya. Harusnya, Jaemin cukup dengan ini. Karena sepertinya Renjun memang tidak begitu menganggap serius pembahasan tempo hari. Mungkin Renjun memang tak begitu menginginkan hal itu, tak apa. Setidaknya Jaemin tetap mendapati senyum Renjun lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Days Gone By ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang