Renjun tak mau pergi.
Dan Jaemin tak akan pernah bisa memaksanya, apalagi setelah tau alasan yang Renjun sebutkan.
"Apa aku harus memberitau lebih banyak orang lagi tentang masa laluku? Aku tidak mau, Jaemin." Lirih submisif itu sedih.
"Kau saja pernah berpikir lebih buruk lagi tentangku setelah tau masa laluku." Lanjut Renjun tanpa menyuarakannya pada Jaemin.
Padahal Jaemin mencintainya, tapi Jaemin pernah mengucapkan hal tak menyenangkan untuk Renjun karena cerita masa lalunya. Karena iya, pasti ada pikiran lebih buruk lagi terselip untuknya setelah tau dirinya dulu. Apalagi oranglain yang tak mencintainya, orang yang baru tau dirinya. Renjun takut mendengar lebih banyak lagi hinaan untuk dirinya, Renjun tak mau mendapat lebih banyak lagi tatapan merendahkan karena dirinya pernah memiliki pekerjaan hina.
Submisif itu tak berpikir bahwa semua orang akan mengertinya, ia merasa bahwa orang-orang akan menunjukkan reaksi yang sama setiap tau masa lalunya. Dan cepat atau lambat mereka akan melepas kalimat menyakitkan untuknya.
Renjun tak tau jika para 'penolong' akan selalu berada di pihak orang yang ditolongnya. Renjun tak akan mendapat kalimat menyakitkan, tak akan melihat tatapan merendahkan. Mereka akan ada dipihak Renjun.
Jaemin menyadari bahwa semua masalah dalam pikiran Renjun ada pada hal-hal yang berhubungan dengan masa lalunya, karena itu awal semua pikiran buruk Renjun. Membuktikan seberapa besar pengaruh dari pekerjaan yang Renjun lakukan dengan terpaksa dulu mempengaruhinya.
Dan Jaemin juga menyadari bahwa Renjun selalu menganggap dirinya kurang, sama seperti apa yang pernah submisif itu katakan sendiri padanya saat dulu mereka baru memulai sebuah hubungan.
Sekarang pikiran itu tak juga hilang dari diri Renjun, ia tetap menganggap dirinya kurang. Kurang pantas bersamanya, padahal Jaemin mendapat Renjun sebagai pasangannya ia cukup. Kini Renjun berpikir dirinya kurang dalam membahagiakan Niall, padahal jelas-jelas Renjun mencintainya dan yang selalu ia inginkan adalah membahagiakan Niall.
Sekarang Jaemin selalu memastikan ada seseorang yang akan menemani Renjun dan Niall saat ia tak di rumah, entah itu mamanya atau Viona. Yang penting Jaemin tak membiarkan Renjun hanya berduaan dengan Niall, karena terakhir kali ia membiarkan mereka berdua saja berujung Renjun yang memiliki semakin banyak rasa bersalah dalam hatinya.
Pekerja di rumahnya tak masuk hitungan karena Renjun bahkan tak begitu percaya pada mereka, setelah kejadian mengerikan itu Renjun jauh lebih waspada pada orang yang tak ada hubungan keluarga dengan Jaemin. Bersikap seolah mereka orang yang bisa menarik Niall dari pelukannya lagi.
Meski Renjun kembali menunjukkan senyum untuknya, dan tak terlalu terlihat sering menangisi Niall lagi. Jaemin masih tetap belum tenang, karena ia tau bahwa diri Renjun yang aslinya mungkin masih penuh dengan luka. Jaemin memiliki keinginan besar untuk menyembuhkan itu semua, tak ada yang ia inginkan selain bahwa Renjun bisa merasakan bahagianya tanpa terbelit kesakitan dari luka masa lalunya.