21. Closeness

1.4K 182 68
                                    

Renjun tengah membuat pancake, dengan Niall yang duduk menunggui papinya sembari menata mainannya di atas meja makan. Nyanyian kecil anak itu terdengar menggemaskan, Renjun bahkan tak bisa melepas senyumnya karena merasa lucu pada anaknya sendiri.

Tangan Renjun menyimpan beberapa potong strawberry di atas piring pancake milik Niall, kemudian memberinya madu. Tepat setelah itu terdengar suara Niall yang memanggilnya.

"Papi, Niall lapar." Keluhnya, dan saat melihat papinya menghampiri dengan piring pancake miliknya, bocah tiga tahun itu tersenyum senang.

Renjun membereskan sebagian mainan anak itu yang menghalangi meja makan dan menyimpan piring itu di hadapan anaknya. "Papi ambil dulu susu Niall."

Niall mengangguk. "Iya." Kemudian jemari kecilnya mulai bergerak mengambil potongan-potongan buahnya terlebih dahulu dan menyuapkannya.

Saat Renjun kembali ke meja makan dan duduk di samping Niall, ia terkekeh menyadari buah-buahan dari piring Niall lebih dulu hilang dari pada pancakenya. "Mau lagi buahnya punya papi?" Renjun menawarkan buah yang ada di piring miliknya, tangannya mengusap kepala anaknya dengan lembut.

Mendapat pertanyaan itu Niall sontak mengangguk. "Mau."

"Papi?"

Renjun tengah menatap Niall yang makan dengan lucu saat tiba-tiba anaknya itu memanggilnya. "Iya sayang?" Jawab Renjun.

Tangan mungil Niall meraih cangkir susu miliknya, menatap banyaknya pancake di dalam piringnya. Papinya membuatkan pancake dengan ukuran kecil agar Niall mudah memakannya.

"Susunya pindah kesini ya?" Niall meminta izin. Anak itu berpikir untuk mencampur pancake dengan susu, seperti sereal.

"Kenapa?" Renjun mengerutkan dahinya.

"Niall mau buat sereal." Anak itu menjelaskan sebisanya.

Renjun yang mengerti, langsung menahan tangan Niall yang benar-benar hendak menuangkan susu ke piringnya. "Eh? Tidak boleh, ini kan kue bukan sereal."

"Kalau mau sereal, papi ambil untuk Niall." Renjun menatap anaknya meminta persetujuan. "Mau?" Ia memastikan.

Tapi bocah itu justru menatap piringnya dengan raut sedih, ia hanya diam seperti itu tanpa mau menjawab papinya. Renjun menahan senyum gelinya melihat tingkah itu adalah tanda bahwa Niall marah, tak suka dengan larangan darinya.

"Boleh, tapi nanti setelah kuenya sisa sedikit. Sekarang masih banyak, jadi Niall makan dulu tanpa susunya ya?" Renjun melihat Niall yang perlahan menoleh lagi padanya kemudian tersenyum lebar.

"Niall baru sarapan?" Suara Jaemin yang baru pulang dari rumah sakit setelah mendapat shift malam, kini berjalan cepat menghampiri meja makan untuk memberi kecupan hangat pada Niall.

"Ayah." Niall langsung melingkarkan lengannya pada leher Jaemin dan memeluknya.

Jaemin pun mengambil tempat duduk Niall, sementara anak itu kini ganti duduk di atas pahanya. "Kalian baru sarapan?" Dominan itu menatap Renjun yang tengah ia usap pipinya.

Renjun mengangguk. "Kau sudah sarapan? Ingin aku buatkan sandwich?"

"Aku sudah sarapan, tadi begitu selesai di rumah sakit aku sengaja sarapan lebih dulu. Agar aku bisa bermain dengan Niall begitu pulang." Ujar Jaemin sambil menyuapi Niall, juga menyuruh Renjun melanjutkan sarapannya.

"Ayah, kemarin nenek beri Niall pohon." Niall menengok ayahnya, menceritakan apa yang baru ia dapat dari sang nenek.

Begitu Niall menoleh padanya Jaemin langsung mencium pipinya. "Pohon apa?"

Days Gone By ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang