Lelakinya Alesha

85 3 0
                                    

-Ya Allah, aku tidak tahu amalan apa yang telah aku kerjakan. Hingga engkau menghadirkan lelaki sebaik ini untuk menjadi imamku. Aku akan berusaha taat padanya. Terima kasih ya Rab telah menggantikan dengan lelaki sebaik ini untukku."

Alesha Hibatillah

Satu Minggu lebih sudah Atha dan Alesha menjalani hari sebagai sepasang suami istri yang saling melengkapi. Mereka begitu menikmati setiap detik kebersamaan mereka.

"Mas, bangun yuk sholat tahajud." Alesha dengan lembut mengusap-usap rambut Atha agar segera bangun.

" Jam berapa ini." Tanya Atha masih setengah sadar.

" Sudah jam setengah tiga mas. Cepetan bangun." Bukannya bangun Atha mana memeluk pinggang Alesha dan menenggelamkan wajahnya diperut sang istri.

" Mas ih, bangun dong." Alesha berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Atha.

Atha memang selalu manja dan seperti anak kecil dibeberapa situasi, Alesha baru menyadarinya setelah satu minggu ini mereka menikah.

" Bentar sayang, lima menit ya." Atha menunjukkan lima jarinya.

Alesha tidak ada pilihan lain ia memberi waktu lima menit sesuaikan permintaan Atha tadi.

" Udah lima menit mas, lepas ya. Aku mau ambil wudhu." Alesha melepaskan lengan Atha yang masih setia memeluknya.

Atha mendongok, ternyata Alesha sudah selesai datang bulan. Sekarang saja ia sudah akan sholat.     " Sayang udah selesai haid nya." Tanya Atha.

Alesha tersenyum lalu mengangguk. " Udah mas. Baru aja selesai." Ia beranjak untuk mengambil wudhu.

Setelah Alesha selesai mengambil wudhu, ia menyiapkan segala keperluan sholat miliknya dan Atha. Sepertinya akan menjadi rutinitas baru untuk Alesha yaitu menyiapkan segala keperluan sholat miliknya dan Atha.

Keduanya sholat dengan khusyuk, Atha menjadi imam dan Alesha menjadi makmum.
Alesha memimpikan suatu saat nanti ia bisa melaksanakan sholat berjamaah dengan pasangannya kelak, dan kini ia bisa mewujudkan bersama lelaki yang sudah sah menjadi suaminya.

"Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh“.

Atha berbalik menghadap kearah sang istri, mencium keningnya. Alesha membalas dengan senyuman, jujur saja ia sebenarnya masih malu-malu jika Atha memperlakukan begitu manis. Ia mengambil tangan Atha dan menciumnya.

Semua interaksi antara mereka berdua adalah keinginan yang selalu Alesha inginkan sejak dulu. Alesha tidak menyangka ia akan menikah dan bisa merasakan momen sholat tahajud berjamaah seperti sekarang.

Tanpa sadar air mata Alesha luruh, ia terharu dengan semua sikap Atha. " Makasih mass." Katanya dengan tulus.

Mengapa harus berterima kasih? Atha sedang tidak melalukan apapun. " Makasih.? Mas tidak sedang berbuat apa-apa, sayang." Atha bingung.

Cupp

Entah keberanian dari mana yang Alesha dapatkan, ia berani mencium Atha. Biasanya pasti Atha yang akan menciumnya duluan.

Atha yang kaget memegang pipinya. " Sayang, sudah berani cium-cium. Siapa yang mengajari.? Gemas Atha, Alesha sangat menggemaskan Dimata Atha apalagi jika Alesha salting. Sangat lucu."

" Siapa lagi kalau bukan pak dokterku." Alesha tersenyum.

Atha memposisikan dirinya berbaring dengan paha Alesha sebagai bantalannya." Sayang, belum jawab mas. Kenapa berterima kasih.?"

Mengelus-elus rambut Atha dengan lembut."terima kasih karena sudah mewujudkan impian aku."

" Impian? Impian apa.?" Tanya Atha penasaran.

Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang