Tidak semulia Rasullullah

39 3 0
                                    

Assalamu'alaikum, sudah siapa dengan chapter 26?

Disclaimer:
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, latar, peristiwa, dan lainnya sebagainya. Semua itu adalah unsur ketidak sengajaan semata, tidak ada unsur menjiplak karya manapun kerena cerita ini adalah hasil pemikiran author sendiri🙏
Semua peristiwa dan kejadian dalam cerita hanya berupa fiksi dan khayalan author.
Mari bijak dalam menanggapinya yaww.

Pesan bubu Fani jangan lupa sama sholatnya ya, perbanyak baca Al-Qur'an yaw.

Sholat gak lama kok cuma sampai pulang kepada Allah, setelahnya kita sudah tidak sholat lagi. Jadi jangan ditinggalkan ya.

Buat para ukhti juga, semangat ya istiqomahnya. Terus menutup aurat selalu taat pada perintah Allah Subhana wa Ta'alla dan jangan mau diajak pacaran sama lelaki ajnabi ya Sholehah.

Tinggalkan cerita bubu Fani jika membuat kalian jadi lalai atas perintah Allah Subhana wa Ta'alla.

Barakallah Fikum..

Happy Reading.

Saya memang tidak semulia dan tidak sebaik akhlak yang dimiliki Rasullullah, namun setidaknya saya bisa menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam memperlakukan pasangan dengan baik. Saya bisa mencontoh bagaimana Rasullullah memuliakan pasangannya."
Bahagia lah selalu Aleshaku!

- Atha Razka Elfathan

Alesha terus dibuat khawatir dengan kondisi Atha. Sadari sore setelah makan bersama Atha terus mual-mual dan bolak balik kamar mandi terus menerus hingga lemas. Semua yang Atha makan dia muntahkan lagi, Alesha juga sudah membujuk Atha untuk kerumah sakit, namun Atha mengatakan keadaan nya baik-baik saja, ia hanya masuk angin biasa karena terlalu lelah saja.

"Mas, kamu gak kanapa-napa kan?" Alesha panik melihat Atha yang tiba-tiba merasa kepalanya amat sangat pusing, untuk sekedar mengangkat kepalanya saja Atha sudah tidak mampu.

" Gak tau sayang, tiba-tiba sakit aja kepalanya. Badan mas juga gak enak benget." Adu Atha dengan lemas. Padahal tadi Atha baik-baik saja namun sekarang entah mengapa tiba-tiba saja Atha merasa kurang enak badan.

" Kita ke rumah sakit aja, mas." Saran Alesha.

Atha menggeleng. " Gak usah ke rumah sakit, sayang. Kayaknya mas cuma masuk angin aja kok."

" Tapi mas pucat loh, dari tadi juga sudah bolak balik kamar mandi karena muntah terus." Alesha semakin merasa khawatir, apalagi saat ia melihat Atha lemas sehabis memuntahkan semua isi perutnya.

Kedua mata Alesha sudah berkaca-kaca. " Mas, aku takut mas Atha kenapa-napa tau."

" Sayang, kok nangis hm?. Mas gak papa, yang." Ujar Atha menenangkan, ia berjalan dengan pelan kearah tempat tidur dibantu Alesha juga.

" Udah ya, mas cuma masuk angin biasa aja kok." Atha menghapus jejak-jejak air mata pada pipi Alesha.

" Tapi mas Atha kelihatan lemas, mukanya juga pucat loh itu." Dengan lembut Atha menarik Alesha lebih dekat dengannya lalu memeluk Alesha.

" Mas gak akan kenapa-kenapa, sayang. Cuma butuh pelukan aja nih." Kata Atha. " Setelah dipeluk sayang, langsung lebih baik." Jelas Atha.

" Masih aja gombal." Alesha tidak habis fikir dengan suaminya ini, sudah lemas masih saja bisa menggombal.

" Serius yang, dua rius deh." Kekeh Atha, padahal memang benar adanya saat memeluk Alesha rasa mual Atha berangsur-angsur menghilang. Apa jangan-jangan penyakit bucin ya?

Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang