Kehilangan

57 1 0
                                    

Assalamu'alaikum, sudah siap dengan chapter 22?

Kalian jangan lupa pada sholat dan perbanyak baca Al-Qur'an yaww. Sholat gak lama kok, cuma sampai kita kembali pada Allah Subhana wa Ta'ala. Setelahnya kita sudah gak sholat lagi.
Berpuas-puaslah dalam sholatmu, sebab tidak akan ada lagi sholat setelah kematian.

Semangat buat yang lagi banyak ujian, entah itu masalah keluarga, pertemanan, sekolah, dan masih banyak lagi. Semangat yaa! Allah selalu bersama hambanya, jadi jangan takut kamu akan sendirian.

Buat para ukhti juga, semangat istiqomahnya. Terus menutup aurat, selalu taat pada perintah Allah Subhana wa Ta'ala, dan jangan mau diajak pacaran sama lelaki ajnabi ya ukhti. Kalian terlalu berharga untuk disentuh sembarangan lelaki, terlebih yang belum halal.

Tinggalkan cerita bubu Fani jikalau membuat kalian jadi lalai atas perintah Allah Subhana wa Ta'ala.

Barakallah Fikum...

Happy Reading.

-Sesungguhnya dia adalah milik Allah. Segala sesuatu yang Allah hilangkan darimu pasti ada alasan baik didalamnya. Bukan Allah tidak menyayangimu sehingga sesuatu itu sengaja Allah hilangkan darimu, namun agar yang jauh lebih baik menurut-nya dapat hadir dalam hidupmu.

-Perfeck Doctor


Malam harinya Atha dan Alesha tidur lebih cepat dari biasanya. Saat sudah terlelap Alesha merasakan kram yang luar biasa sakitnya dibagian perutnya. Hal itu membuat Alesha merasa tidak nyaman saat tidur, Ia terus bergerak kesana-kemari untuk mencari posisi nyaman untuk kembali tidur.
Namun, tetap saja rasa sakitnya tidak kunjung hilang.

" Astagfiru-llah lazim." Istifar Alesha saat ia semakin merasa kram.

" Ya Allah, kenapa sakit sekali yaa." Bingung Alesha, Ia memegangi perutnya.

Atha yang merasakan pergerakan disampingnya juga ikut terbangun." Sayang, are you okey?." Dengan sigap Atha merubah posisinya menjadi duduk.

" Perut aku kram, mas. Sakit benget ini." Adu Alesha.

" Kram? Kenapa bisa kram, sayang." Tanya Atha dengan polosnya.

" Aku juga gak tahu, mas. Tiba-tiba perut aku kram banget." Jujur Alesha.

" Datang bulan, yang?" Tanya Atha.

Alesha menggeleng, " gak mas, ini kramnya beda. Lagipula harusnya aku sudah datang bulan seminggu yang lalu." Alesha terdiam kala Ia baru menyadari jika sudah telat semingguan ini.

Atha memegang perut Alesha. Mengelusnya dengan lembut, memberi rasa nyaman. Mungkin hal itu bisa membuat rasa sakit itu berkurang.

Keadaan Alesha semakin parah, rasa sakitnya pun tak kunjung hilang. Alesha merasakan jika kram pada perutnya semakin terasa sakit.

" Aww, sakit mas." Kata Alesha dengan lemas. Ia menggigit bibir bawahnya.

" Sayang. Bibirnya jangan digigit, nanti berdarah." Atha mengusap bibir Alesha.

" Sakit, mas."

Atha panik, Ia bisa melihat raut wajah kesakitan yang Alesha tunjukan. Sungguh Ia tidak mampu jika harus melihat perempuan kesakitan seperti saat ini.

Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang