"Eh, udah tahu belum?" tanya Saman begitu ketemu Gandi di dalam lift pagi ini.
"Apaan?"
"Kabarnya, mulai minggu ini harga promo weekend harus dicek manual."
Gandi langsung berdecak sambil mengibaskan tangan. "Ngaco. Ngapain punya sistem canggih kalau harus dikerjakan manual?"
"Aku juga mikirnya gitu. Tapi nyatanya kita nggak mungkin menghindar dari maunya atasan, kan?"
"Ini serius, nggak, sih?" Tampang Gandi campuran penasaran dan jengkel. Karena, kalau benar demikian, tentu akan sangat melelahkan, menyita waktu, membosankan, dan lain sebagainya. Intinya tidak enak.
"Kalau pun aku harus bercanda, masih banyak topik lain. Soal kerjaan nggak cocok banget dibercandain sepagi ini."
Entah tahu dari mana, tapi agaknya Saman memang serius dengan omongannya.
"Berarti harus dicek satu-satu?"
"Yup."
"Ratusan item?"
"Yup"
"Setiap minggu?"
"Yup"
Gandi tepuk jidat. "Demi apa coba?"
Saman mengedik. "Dan kabar terbaiknya, yang dipercayakan untuk mengerjakan itu adalah level manajer."
"Aku juga, dong." Gandi menunjuk dirinya sendiri.
"Yup. Anda masuk dalam golongan orang-orang beruntung itu." Tawa Saman nyaris meledak melihat tampang dongkol Gandi.
"Kalau mulai minggu ini, artinya aku harus ngerjain hari ini, dong."
"Aku bantu dengan doa." Saman menepuk pundak Gandi sambil menahan tawa.
Sebenarnya Gandi tidak heran jika kebijakan itu akhirnya diterapkan. Karena belakangan customer care memang semakin sering menerima keluhan pelanggan terkait perbedaan harga yang mereka dapati di lapangan. Padahal tim IT sudah seteliti mungkin saat penginputan data. Begitupun dengan tim desainer, mereka pasti cek lagi sebelum leaflet diserahkan ke percetakan. Namun, masih ada saja yang kelolosan. Jadi, jalan satu-satunya mungkin memang harus dicek manual.
Pagi ini divisi marketing melakukan rapat dadakan terkait omongan Saman tadi. Farah selaku manajer senior memimpin rapat itu dengan serius. Perempuan yang terkenal sangat disiplin itu memberikan pemaparan di depan rekan-rekannya dengan terstruktur dan mudah dipahami.
"Kalau kalian bertanya kenapa kita harus mengambil jalan ini, karena atasan menganggap bahwa selisih harga salah satu kontributor terbesar menurunnya customer kita. Dan memang benar adanya. Kita saja, kalau lagi belanja di suatu tempat dan tahu-tahu harga di pajangan beda dengan yang di kasir, pasti langsung malas, kan?"
Seisi ruangan mengangguk samar mengiyakan.
"Karena itu, kita harus inisiatif sebelum masalah ini berlarut-larut. Tentu saja diiringi dengan perbaikan-perbaikan dari departemen lain. Sampai sini paham?"
"Paham, Bu," jawab mereka serentak.
"Nah, yang tidak saya pahami, entah kenapa atasan maunya level manajer yang mengerjakan."
"Mungkin karena dianggap lebih kompeten, Bu," sela Saman, yang tentu saja bernada jail untuk Gandi.
Gandi langsung melayangkan tatapan peringatan. Saman malah terkikik tanpa suara.
"Itu pasti salah satunya." Farah mengalihkan tatapan ke Gandi. "Pak Gandi, siap, kan?"
"Siap, Bu," jawab Gandi disertai helaan napas pelan.
"Yang lain jangan langsung merasa merdeka gitu aja, ya. Saya sudah usulkan agar ke depannya yang ngerjain full tim. Jadi, siap-siap aja."
Giliran Gandi yang terkikik tanpa suara ke arah Saman.
"Pak Gandi, besok pagi data-datanya sudah harus ada di meja saya, ya."
"Siap, Bu."
"Saya juga ngerjain, kok. Besok kita bandingkan hasilnya."
"Baik, Bu."
Setelah rapat, Gandi langsung kembali ke ruangannya. Terkait pengecekan harga promo itu, sebenarnya tidak terlalu berat. Hanya saja waktunya yang kurang. Karena seharian ini agenda Gandi sudah full. Namun, yang namanya tugas wajib selesai sebelum deadline.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Terlalu Sibuk
RomansaDari awal Gandi paham konsekuensinya beristrikan artis yang sangat sibuk. Dia tidak mempermasalahkan istrinya jarang di rumah. Namun, ketika Gandi menemukan kenyamanan dari seorang babysitter yang baru bekerja di rumah mereka, segalanya berubah. Sem...