22 - Hari Spesial yang Terasa Hambar

125 4 0
                                    

Tukang hanya butuh waktu setengah hari untuk memasang sekat di gudang sesuai keinginan Gandi. Hari itu juga sepulang kerja, Gandi langsung sibuk menata barang-barang antik hasil buruannya kemarin. Dita ikut terlibat untuk membuat ruangan kecil itu terlihat makin estetik.

"Makasih banyak, ya, Dit," ujar Gandi setelah semua barang tertata rapi. "Udah lama banget aku mimpiin ruangan kayak gini. Dan kalau bukan atas ide kamu, pasti belum terwujud."

"Sama-sama, Pak. Saya hanya menyelamatkan apa yang seharusnya memang jadi hak Bapak."

Sekali lagi Gandi menyapukan pandangan dengan perasaan damai yang sulit dijabarkan. Masih banyak space, dia akan mengisinya pelan-pelan. Entah bagaimana reaksi Nindi nantinya jika tahu soal ruangan ini. Gandi enggan memikirkannya sekarang. Intinya, untuk saat ini dia bahagia.

Hari-hari selanjutnya, selain kamar Dea, sekarang Gandi punya tujuan lain sepulang kerja. Rasa capeknya akan cepat hilang hanya dengan memandangi barang-barang koleksinya.

Akan tetapi, beda halnya ketika tiba di tanggal 28 dan Nindi benar-benar tidak pulang. Rupanya, galerinya itu tidak cukup ampuh untuk menetralkan rasa dinomorduakan yang membuat harinya kelabu.

Kemarin Nindi menelepon, sekadar mengupayakan agar Gandi bisa memahami kondisinya. Namun, kali ini Gandi gagal menurunkan ego. Sebenarnya dia paham dengan semua omongan Nindi, tapi tetap saja dia butuh kehadiran istrinya itu untuk melalui hari ulang tahun pernikahan mereka bersama. Gandi memang tidak teriak-teriak di telepon, tapi bukan berarti dia baik-baik saja.

Tanggal 28 yang bersejarah sekaligus malang. Hari yang harusnya berjalan manis, kini terasa hambar di sisi Gandi. Banyaknya kerjaan di kantor membuat hari yang tidak baik ini terasa makin sendu.

Semalam, Gandi berjaga di pukul 00.00, barangkali Nindi akan menelepon untuk sekadar bertukar ucapan di hari spesial mereka. Namun, tidak ada panggilan apa pun yang masuk ke ponsel Gandi. Pukul 05.00, Gandi kembali berjaga, siapa tahu Nindi akan menelepon sesuai zona waktu Belanda. Namun, tidak juga.

Sesibuk itukah?

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Istriku Terlalu SibukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang