31 - Tunas-Tunas Kebencian

81 4 0
                                    

Masa-masa Anin sakit ....

Anin memejamkan mata, meyakinkan diri sekali lagi untuk memilih jalan ini. Dia pun bersiap dan mulai menghitung mundur dari tiga. Namun, tiba-tiba seseorang merengkuhnya dari belakang.

"Tolong jangan lakukan ini, Sayang, jangan tinggalin Papa." Darwis meraung. Sudah cukup dunianya pernah hancur karena kematian istri tercinta. Dia tidak ingin merasakan luka kehilangan itu lagi.

"Anin lebih baik mati daripada hidup kayak gini, Pa." Anin memberontak, berusaha melepaskan diri.

"Masa depan kamu masih panjang, Sayang, masih banyak hal positif yang bisa kamu lakukan." Darwis merengkuh lebih kuat.

"Percuma, Pa. Anin malu kayak gini. Anin nggak bisa ketemu orang lagi."

"Kita akan cari jalan keluarnya, Sayang. Papa akan lakuin apa pun agar wajahmu bisa disembuhkan."

Perlahan-lahan Anin mulai tenang, meski air matanya terus saja mengucur. Darwis memanfaatkan kesempatan itu untuk menghujani pucuk kepala putrinya dengan ciuman, berharap hal itu bisa sedikit membuatnya sadar, bahwa hidupnya masih sangat berarti.

"Bawa Anin pergi sejauh-jauhnya, Pa," pinta Anin di sela isak. "Anin nggak mau di sini lagi. Anin nggak mau teman-teman Anin melihat kondisi Anin. Anin nggak sanggup, Pa."

Hati Darwis ikut teremas mendengar nada pilu itu. Dia sangat maklum jika putrinya sampai kepikiran untuk mengakhiri hidup, karena cobaan yang Tuhan limpahkan padanya ini memang bukan main-main. Kalau itu terjadi padanya, dia pun belum tentu bisa kuat.

"Baik, Sayang, kita akan pergi jauh dari sini. Kita akan memulai hidup baru di tempat yang nggak satu orang pun mengenal kamu."

"Papa janji, kan?" Anin memastikan dengan suara serak.

"Papa janji. Kasih Papa waktu satu minggu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tapi kamu juga harus janji sama Papa, jangan lagi berpikiran untuk ninggalin Papa. Kalau sampai itu terjadi, Mama di surga pasti sangat marah karena Papa nggak becus jagain kamu."

Anin mengangguk.

Darwis mengecup pucuk kepala putrinya sekali lagi, lalu membantunya turun dari jendela itu.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Istriku Terlalu SibukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang