Part 1 | The First Day

1.1K 71 218
                                    

Cerita ini murni karanganku sendiri.
Awal mula aku menulis cerita ini karena terinspirasi dari jaman fanfiction sekitar tahun 2013-2014 (waktu itu ngetiknya masih di HP blackberry😂)

Sebagian adegan di beberapa part dalam cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata yang aku berikan 'bumbu' lebih supaya terlihat lebih berwarna, tapi sebagian besar memang Imajinasi. Aku sudah menulis cerita ini sejak 10 tahun yang lalu.

Semoga kalian suka dan bisa memetik nilai-nilai yang aku selipkan di dalamnya.

*****

[Aleena's POV]
Halo. Perkenalkan namaku Aleena Swastika Dharmawan, biasa dipanggil Aleena atau Aleen. Jangan sampai salah sebut! Aleen bukan dibaca Alen, ya, melainkan Alin.

Ini merupakan hari pertamaku menginjakkan kaki di SMA Raya sebab ini adalah sekolah baruku. Sekarang aku duduk di bangku SMA kelas 10. Sebenarnya aku ingin sekali masuk SMA Negeri unggulan supaya nantinya lebih mudah masuk PTN.

Namun, orang tuaku yang super sibuk sengaja memasukkanku kesini. Mereka bilang supaya aku mandiri. Memang sih di rumah apa-apa sudah tersedia. Bahkan asisten di rumah juga banyak. Supir ada dua. Walaupun begitu, dari kecil aku sudah diajarkan mandiri. Di rumah, kamar dan seisinya menjadi tanggung jawabku.

Tetapi ya sudahlah, ikuti saja apa kata mereka. Liat saja, di SMA Raya aku akan menjadi siswa yang mandiri dan pemberani. Selain itu, alasan lain orang tuaku menyekolahkan disini adalah agar aku menerima pendidikan yang sama dengan kakakku.

Benar! Mereka tidak salah. SMA Raya merupakan salah satu sekolah asrama terbaik di kota ini dan terkenal dengan fasilitasnya yang memadai sampai menjadi favorit. Menurutku, seragamnya cukup apik. Saat ini aku sedang mengenakan seragam hari Senin yang terdiri dari, jas hitam panjang, kemeja putih, dan rok plaid di atas lutut.

Ah iya, rok sekolahku ini memang pendek. Bukan aku yang memendek-mendekkan, kecuali kalau disuruh bergaya, baru aku beraksi. Sekali lagi, pilihan mereka tidak salah. Sekolah negeri mungkin kurang cocok untukku yang suka berpenampilan dinamis.

Oh, iya, aku juga menyukai hal berbau fashion. Aku selalu menjaga penampilanku agar tetap fashionable. Maklum aku mantan model cilik dan pernah memenangkan penghargaan modeling, meskipun belum berkarir serius.

Saat ini, rambut kubiarkan tergerai bebas karena aku sangat menyukai rambutku yang berwarna coklat ini. Wajah hanya kuberi bedak, bulu mata kujepit, alis disisir, dan tidak lupa lipgloss bening karena kata kakakku di masa orientasi kita tidak boleh aneh-aneh.

FIX HARI INI AKU CANTIK. Tanpa riasan pun sebenarnya aku juga sudah cantik. Mataku berbentuk almond tidak terlalu besar, hidungku tergolong mancung, kulitku cerah. Makanya tidak heran jika ada laki-laki yang menggombali aku cantik karena memang kenyataannya demikian dan aku tidak pernah baper. Sayangnya, tinggiku hanya 158 cm.

Sambil memasuki gerbang, aku melihat jam. Astaga, pukul 06.50? 10 menit lagi upacara dimulai. Ini pasti karena aku packing baju sampai dini hari alhasil bangun kesiangan. Aku jadi takut memasuki sekolah ini karena datang di hari pertama terlalu mepet. Lebih baik aku bergegas. Kini aku telah tiba di gerbang SMA Raya.

"ALEENA!!!" teriak seseorang memanggil namaku.

Suara tak asing itu berasal dari gadis yang sedang berdiri di depan pintu masuk. Ia melambaikan tangan. Aku yakin itu Naura.

"Nau?? Lo udah lama?" tanyaku sambil membuka tas untuk mengeluarkan barang berhargaku.

Gadis jangkung ini adalah temanku dari SMP. Tingginya sekitar 170 cm.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang