Part 19 | Problem with U

116 18 64
                                    

Hiii, it's been read 1,4K times❤️ Makasih atas dukungannya, makasih untuk masih mengikuti cerita Aleena dan Adrian. Btw, setelah ini masih POV nya Adrian yaa😉

*****

Dia mulai melangkah sedikit mendekatiku. "Deket ya? Kalo gua sih nempel."
.
.
.
Kevin membalas tatapanku. Melihat kami yang mulai serius, Aira terlihat panik. Aku yakin dia merasa bersalah karena telah membahas ini. Dia takut kami bertengkar. Yah, wajar saja. Aku memang dikenal cukup sering berantem. Dengan ilmu bela diriku, apa aja aku lawan. Tapi bukan tanpa sebab.

Aku pernah melawan sekelompok siswa yang melakukan kekerasan kepada salah satu siswa. Lebih tepatnya bullying. Hah, sekolah yang katanya bagus ini masih ada kasus bullying? Menurutku sama saja, tidak ada sekolah yang 100% aman. Pernah juga kutangkap orang yang hampir merampok koperasi sekolah. Memang cara ini kasar, namun demi melindungi yang lemah dan menjaga keamanan. Itulah mengapa aku merasa bela diri adalah hal yang penting.

Aku sudah sering keluar masuk ke ruang BK dan mendapat SP (surat peringatan), tapi Kevin selalu memohon agar semua hukuman itu diringankan. Teman baikku ini tahu niatku sebenarnya baik. Kami sudah saling mengenal sejak kelas 3 SMP karena satu bimbel (bimbingan belajar). Tak kusangka kami bertemu lagi di SMA Raya, bahkan sekelas, satu organisasi, dan satu kamar.

Jika Kevin memiliki perasaan kepada Aleena, aku harus mundur. Eh tungguu—memangnya aku suka pada Aleena? Gadis itu memang menarik, tapi menyebalkan dan pemberontak. Mana mungkin aku menyukainya? Punya pacar di usia kami yang tergolong hijau ini menurutku sangat mustahil. Merepotkan, apalagi perempuan banyak drama.

Aira berjalan mendekati kami. "Guys,jangan nyeremin gini dong!"

"Iya, jangan berantem gara-gara Aleena. Masih banyak cewe kok," tambah Eky. Ia menyentuh bahuku dan Kevin, berusaha menenangkan kami.

Hey, mengapa mereka berdua kerepotan? Aku dan Kevin baik-baik saja kok. Hanya tatap-tatapan biasa.

Kevin perlahan tersenyum. "Siapa juga yang berantem hahahah!! Ngapain berantem gara-gara begituan, ya kan Dri?" ucapnya sambil tertawa dan menepuk-nepuk bahuku.
[Adrian's POV End]

*****

[Aleena's POV]
SMA Raya memiliki kegiatan wajib bagi siswa kelas 10 untuk menyiapkan makan siang. Setiap harinya akan ditugaskan kepada 4 siswa. Hari ini adalah giliran piket makan siang bagiku dan roommates-ku. Siapa lagi kalau bukan Naura, Lula, dan Kia. Waktu menunjukkan pukul 11:30. Kami segera izin kepada guru pengajar dan bergegas ke kantin.

"Gue cek bagian dapur, ya," ucap Naura. Kami mengangguk.

Aku dengan cepat mengikat rambutku bergaya ponytail tinggi. Sial, masih ada sisa-sisa rambut tipis yang menutupi sekitar wajahku. Yakin! Pasti berantakan. Rasanya tampil berantakan seperti ini bukan diriku. Aku selalu tampil paripurna, sekalipun pergi ke pasar.
Tapi, karena kami harus sesegera mungkin siap itu menjadi mustahil.

"Gue di penyajian, ya," balasku.

"Nggak kebanyakan, Leen?" tanya Naura. Dia benar, sih. Masalahnya penyajian memiliki banyak bagian seperti di menu utama dan dessert. Tapi tidak apa lah.

"Santai. Cuma naro makanan sesuai porsinya, kan?"

"Kalo gitu gue bagian minuman, deh. Eh, apa alat makan, ya?" ucap Lula santai.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang