Part 26 | Moment in the Library

111 15 33
                                    

Masih di POV Aleena ya dan ini agak panjang dari sebelum-sebelumnya. Di sini kita bakal lihat kekonyolan Adrian maupun Aleena.😅 Semoga bisa menghibur kalian yaah!!

*****

//BRUK//
.
.
.
Aku terjatuh meniban Kak Adrian, meskipun tidak benar-benar di atasnya.

"Aduh!" Aku merintih kesakitan karena menahan tubuh dengan kedua tanganku. Jika tidak, bisa saja tubuhku menempel dengannya. Amit-amit jika itu sampai terjadi.

"Akh! Ngapain sih pake dorong-dorong segala. Cepetan bangun," ujarnya.

Hal ini kumanfaatkan untuk merebut buku fisika yang sudah terlepas dari tanggannya. "Dapet!!"

Aku tersenyum puas sambil berdiri menjauhinya. "Mampus!! Dipikir lo doang yang bisa ngerjain orang?" lanjutku.

Kak Adrian yang semula hanya diam sambil merapikan pakaiannya yang agak kusut, tiba-tiba berkata, "Biar pendek gitu, kaki kamu jenjang ya!"

AKU SHOCK!! Apa maksudnya? Dia masih duduk di atas lantai sambil menatapku dari atas sampai bawah. Yang gilanya dia melihat kakiku cukup lama. Memang hari ini aku mengenakan rok beberapa cm di atas lutut alias lebih pendek dari rok sekolah.

"IH MESUMM!!" teriakku. Tak lupa aku pindahkan buku ke bagian depan rok.

"WOY, APAAN SIH!?" balas Adrian.

Sepertinya suara kami cukup keras. Beberapa pengunjung mulai menoleh ke arah kami. Biar saja mereka tahu supaya Kak Adrian malu! Siapa suruh bicara begitu?

Aku melihat Erin dari kejauhan sedang berjalan menuju kami. Ia beberapa kali menunduk kepada para pengunjung dengan wajahnya yang masam, tetapi masih tersenyum kecil. Pasti dia sedang minta maaf. Lihat, gara- gara Kak Adrian semuanya jadi kacau.

"Aleena? Kak Adrian? Ada apaan sih?" tanya Erin pada kami.

"Ini Rin. Udah ngeselin, mesum lagi!" Aku mengadu kepadanya dengan nada memekik kesal.

"Leen, tolong tenang. Jelasin sebenarnya kenapa? Mesum gimana?" tanya Erin dengan ekspresi was-was. Asal dia tahu saja apa yang Kak Adrian katakan kepadaku!

"Lah? Gua cuma bantuin lu ngambil buku," ujar Kak Adrian memekik tidak mau salah.

"Ssstt......" tegur orang-orang di sekitar kami.

"Tadi apa? Kak Adrian liat-liat kaki gue sambil bilang—"

"Gua sih jujur. Apa salahnya ngomentarin kaki jenjang? Semua orang juga bisa liat," jawab Kak Adrian asal.

Sumpah dia itu— keterlaluan menyebalkannya. Okay, kakiku jenjang ya mungkin tergolong seperti itu. Dia betul. Tapi bukankah kesannya sangat sensitif karena sekarang aku sedang mengenakan rok mini? Entahlah, mungkin karena tadi posisinya kami sedang jatuh bersama dan saat aku berdiri dia malah menatap kakiku dan mengatakan demikian. Dan menurutku itu menjijikan.

"Tuh kan, emang dasar ya cowo nafsuan najis! Tahan tuh nafsu!" Aku memaki-makinya.

"Gua kan cuma bilang kaki jenjang. Yang salah itu kalo gua bilang, Aleena kaki lu seksi ya..." balasnya. Aku yakin kali ini ucapannya membuat Erin bergidik ngeri karena shock.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang