Part 20 | Pokoknya Jangan

133 16 37
                                    

Yeay, alhamdulillah you for 1,5K times read, readers😍😍 Hmm kayaknya aku udah lewat beberapa part nggak post pic untuk imagine ya. Oke deh, kali ini bakal ada beberapa pic ya setelah bersambung. Makanya baca part ini sampai selesai, okay?😉

*****

"ALEENN!!" kaget Kia. Suaranya menjerit kecil.
.
.
.
Kak Rezky pun melongo melihat temannya yang diperlakukan seperti itu oleh anak kelas 10 alias aku. Bahkan kini keadaan kantin sudah mulai lebih ramai sehingga banyak yang melihat kejadian itu. Kurasa mereka akan berpikir betapa beraninya aku memperlakukan Kak Adrian selaku pengurus OSIS seperti itu?

Astaga, tidakkah itu mempermalukan Kak Adrian? Apakah aku kurang ajar? Atau tidak sopan? Habis dia duluan yang mulai.

"Liat! Disumpel baru bisa diem, kan? Makanya jangan ngeledek mulu. Lagian yang kerja di dapur itu bukan pelayan atau pembantu kok. Ada chef dan itu pekerjaan yang luar biasa. Last, sorry ya, gue nggak manja!"

Kak Adrian melepeh sumpalan selada yang ada di mulutnya. Kemudian, ia mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Oh my... Mengapa dia terlihat seksi sewaktu ngelap bibirnya? Lihat bibirnya yang sedikit tebal, belum lagi tangannya yang cukup kekar sehingga veins di pergelangan hingga punggung tangannya dapat kulihat dengan jelas.

"Kamu makin berani, ya," serunya. Tatapan mataya kepadaku menjadi tajam dan terkesan makin meremehkan.

Eh, aku ini mikir apa, sih? Benar-benar gila. Mengapa kesannya aku terpesona dengan orang yang keterlaluan menyebalkan ini? Sekarang mengapa matanya menjadi menakutkan?

Kak Adrian tiba-tiba menarik tanganku hingga jarak wajah kami menjadi beberapa cm lebih dekat. "Jangan remehin gua," ujarnya.

Kemudian, ia memajukan wajahnya mendekati wajahku. Tidak, jangan sampai dia menciumku. "Inget, ya! Gua bisa balas ini," lanjutnya.

Lalu, dia menjauhkan wajahnya. Tangannya masih memegang tanganku. Keras. Aku dapat merasakan genggamannya yang cukup kuat serta jari-jemarinya yang panjang.

Ah, sepertinya otakku benar-benar sudah hang. Mustahil aku sumpal mulutnya dengan selada di depan umum dibalasnya dengan mencium? Itu pemikiran gila!

Dia melepaskan genggamannya pada pergelangan kiriku. Lalu, tangan kananku yang kebetulan masih memegang penjepit makanan digerakkannya untuk mengambil daging steak.

//PLAK//

Sontak kupukul tangannya. Keras. "Jangan sentuh gue!" ujarku galak.

Kak Adrian hanya tersenyum menyeringai. Lihat dia benar-benar seperti orang gila! "Jangan main-main," balasnya dengan nada berbisik. Mungkin hanya aku yang bisa mendengarnya.

Ia pun mengambil daging steak sendiri dan bergeser ke hadapan Kia untuk mengambil saus steak. Tak perlu berlama-lama, manusia menyebalkan itu akhirnya menjauh juga.

Setelah kepergiannya pergi, Kak Rezky berkata, "Eh! Maafin Adrian, ya. Tumben tuh anak usil bawel, padahal biasanya cuek bebek."

Alangkah baiknya kamu, Kak Rezky. Meskipun aku sering mendengar dirinya playboy, tapi setidaknya dia memperlakukan kami perempuan dengan manis. Bahkan dia yang meminta maaf untuk Adrian kepadaku. Aku penasaran, kok bisa, ya dia tahan dengan Kak Adrian?

"Santai, Kak. Yang harusnya minta maaf tuh Kak Adrian! Kenapa sih dia nggak belajar bersikap baik kayak Kak Rezky?"

Kak Rezky hanya tersenyum kikuk sambil sedikit menunduk kepada orang-orang sekitar seolah meminta maaf karena telah menyaksikan perdebatanku dan temannya itu. Sebelum pergi, ia tersenyum kecil kepada kami.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang