Part 37 | Guardian Angel

76 12 20
                                    

Haaiii. Sesuai judulnya, "Guardian Angel" artinya malaikat pelindung. Itulah definisi Adrian di part ini. Dia melindungi Aleena sampai rela terluka 😭
Terluka yang bagaimana, sih? Yuk, buruan baca aja!!

*****

[Aleena POV]
Perjalanan dari sekolah ke Apotek Sedia Sehat sebenarnya tidak jauh, kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Aku anggap ini olahraga. Tapi sore ini jalanannya cukup sepi sehingga membuatku bosan. Ah, harusnya tadi kuajak Naura atau Lula, pasti sepanjang perjalanan ada teman mengobrol.

Seusai membeli obat-obatan, aku merasakan hal yang tidak enak. Terutama saat lewat di depan dua orang gelandangan.

"Halo, Neng cantik. Sendirian aja? Ikut abang, yuk!" ujar salah seorang diantaranya yang bertato.

Sh*t, benar dugaanku. Mereka orang aneh. Jujur, karena ada sedikit rasa takut, maka aku hanya diam dan tidak menjawab. Aku tidak mau ada urusan dengan orang seperti itu.

"Cantik cantik kok bisu?" tanyanya.

Aku masih diam. Melihat responku yang sepertinya tidak sesuai harapan mereka, si tato ini langsung memanggil kawannya yang terlihat lebih tua dan botak. "Bang, gantian!"

"Neng, bawaannya banyak tuh! Abang bantuin ya!" ujar pria botak tua itu.

Wah, bahaya. Aku benar-benar muak. Tenang Aleena, tenang. Pokoknya harus tenang, tidak boleh terlihat takut. Apa sebaiknya kujawab ya biar keliatan tidak takut? Ramah sedikit agar tidak diikuti. Sepengetahuanku orang seperti mereka malah biasanya senang dengan yang jual mahal, kan?

"Nggak usah, Bang. Makasih!" balasku sambil tersenyum kecil kemudian berjalan melewati keduanya. Kupercepat sedikit langkah kakiku.

"Atau kita temenin aja, deh," ujar yang botak lagi sambil melangkah mendekatiku dan— mengelus bahuku..

Spontan aku berteriak, "APAAN SIH??"

//PLAK//

Aku juga menepis tangan itu. Kurang ajar sekali mereka, beraninya menyentuh?

"Wow! Galak juga, nih." Bukannya takut dan menjauh, pria itu justru semakin senang melihat reaksi perlawanan dariku. Situasi ini gila dan membingungkan.

"Iya, ya. Mana bodinya bagus. Bang, liat nih." Pria bertato itu sambil meraba bokongku.

"KURANG AJAR!!!" teriakku sekeras mungkin dan menamparnya.

//PLAK//

ANJ*NG. Kulangkahkan kaki dengan cepat untuk meninggalkan kedua berandal itu.
Rupanya pria bertato ini lebih cepat. Ia berhasil mengejarku dan meraih lenganku. "Jangan buru-buru, dong, cantik!"

Sesaat tubuhku ngefreeze dan bergetar. Tapi melihat wajahnya yang menjijikan itu, aku panik dan berusaha melepaskan cengkramannya yang kuat, namun sia-sia. Lebih baik kutendang saja tulang kering pria itu sebelum yang botak menghampirinya.

//DRUK//

"Awwhh," rintih pria bertato.

Masih untung yang kutendang bukan alat kelaminnya. Ah, akhirnya aku terbebas dan segera berlari sekuat tenaga sambil sesekali menoleh ke belakang karena mereka berdua masih terus mengikutiku.

//BRUKK//

Aku menabrak tubuh seseorang. "AAAAA!!!" Aku berteriak kencang.

Sungguh! Siapa yang kutabrak ini? Apakah masih kawanan kedua berandal itu juga? Kalau iya, matilah aku. Aku harus apa?

"Aleena?"

Suara itu.... Suara yang familiar itu membuatku mendongak sedikit untuk melihatnya. Ya, itu Kak Adrian.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang