Part 8 | Extracurricular

167 33 44
                                    

[Aleena's POV]
Hari ketigaku di SMA Raya, tepatnya hari Rabu. Mungkin Rabu akan menjadi hari favoritku. Aku sangat menyukai seragam hari ini karena pakaiannya yang simple. Siswi mengenakan rok hitam, kemeja putih pendek, dan dasi pita. Sementara, siswa dengan celana hitam, kemeja putih pendek, dan dasi panjang. Kira-kira begini outfit-nya:

Seusai apel pembukaan masa orientasi sekitar pukul 8, aku mendengar suara dari speaker yang tentu saja selalu familiar bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai apel pembukaan masa orientasi sekitar pukul 8, aku mendengar suara dari speaker yang tentu saja selalu familiar bagiku.

"Perhatian! Kepada seluruh siswa kelas 10 diharapkan segera berkumpul di hall indoor. Sekali lagi, kepada seluruh siswa kelas 10 diharapkan berkumpul di hall indoor. Terima kasih."

Seluruh siswa kelas 10 telah memasuki hall. Kemudian, kami segera duduk di bagian tribune.

"Baik, karena siswa kelas 10 sudah berkumpul. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Saya akan menjelaskan rangkaian acara kali ini, yaitu untuk menyaksikan acara pengenalan ekskul. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk kalian dalam menentukan ekskul yang akan kalian partisipasikan," lanjut Kevin lagi.

"Pertama. Kami persembahkan dengan bangga, EKSKUL DRUMBAND," ucap Kak Karin yang hari ini tampil sebagai MC.

Para siswa anggota drumband pun telah berada di tengah hall. Ada pemain senar, saxofon, xilofon, dan alat musik lainnya. Satu hal yang menjadi perhatianku adalah mayoret. Kakak itu berwajah manis dan penuh semangat. Matanya tegas, namun tetap tersenyum. Dia mengenakan blazer krem dengan aksen emas, rok biru di atas lutut dengan aksen merah, dasi berwarna senada, serta sepatu boots hitam bertali tinggi hingga di bawah lutut. Sayang sekali, menurutku perpaduan warnanya terlalu banyak.

Kini musik drumband dimulai. Aku membayangkan jika aku di posisi mayoret. Pasti aku sangat cantik. Memutar-mutar tongkat dengan lihai di bawah teriknya sinar mentari, tetap tersenyum meskipun berkeringat. Jika aku di sana, aku pasti akan membuat baju mayoret sendiri dan mengenakan makeup anti luntur supaya tetap paripurna.

"Ekskul drumband telah berdiri sejak tahun 2005. Drumband kita selalu mengisi acara perayaan hari kemerdekaan dengan berarak mengelilingi jalanan. Selain itu, drumband telah disaksikan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta mendapat penghargaan yang mengagumkan! Berilah tepuk tangan yang meriahh!!" kata MC.

//PROK!! PROK!! PROK!! PROK!! PROK!!//

Selama pandanganku tak lepas dari drumband, aku menyadari bahwa Kia sepertinya memperhatikanku.

"Eh, lo tertarik ya?" tanya Kia sambil menyenggol bahuku.

"Mayoret. Dari kecil gue selalu nontonin drumband dan tiap liat mayoret, gue selalu pengen banget di posisi itu," jawabku jujur sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangan dari drumband.

"Wah, cocok tuh. Nanti lo daftar aja." Aku mengangguk mendengar balasannya. Tuh kan, Kia bilang aku cocok.

"Nah tadi sudah kita saksikan ekskul drumband! Selanjutnya EKSKUL FUTSAL," sambut MC dan para anggota keluar satu persatu.

Before We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang