Adrian jealous? Kok bisa?
*****
[Aleena POV]
Hari ini merupakan grand opening Rayfash Club atau Raya Fashion Club. Mulanya Bu Siska ingin memberi nama Raya FC, tapi nama tersebut sudah digunakan untuk Raya Football Club.Acara ini juga diisi dengan pendaftaran member serta pengumpulan sukarela fashion item layak pakai yang sudah tidak digunakan pemiliknya. Terkadang ada pula pakaian yang sudah rusak di bagian resleting atau kancingnya, tetapi itu bukan masalah. Karena tugas Rayfash Club memodifikasi barang tersebut.
"Selamaat yaa Aleen!! Tau-tau jadi ketua fashion club aja, nih!" seru Erin.
"Iya. Dari awal gue juga mikir kayaknya lo cocok di bidang fashion begini. Eh nggak taunya langsung muncul ekskul ini. Keren bangeet!!" tambah Adni.
"Ahh kalian nih, thank you udah mampir ke sini."
"By the way, untuk barang gue nggak bawa banyak, ya. Cuma celana sama rok udah kekecilan. Gue harap masih bisa kurusan cuma daripada numpuk di lemari nggak tau kapan bakal dipake?" ujar Erin.
Kalau dilihat-lihat, iya juga sih. Beberapa bulan yang lalu Erin masih belum berisi seperti sekarang.
"Kalo gue ini, sih, Leen. Cuma dua sweatshirt terlalu tebal jadi panas sama kemeja tipis banget jadi risih pakenya."
Aku mengangguk paham. "Okay, ini gue terima ya," balasku sambil menerima dua buah paperbag dari Erin dan Adni. Lalu kuserahkan pada Darin dan Naura untuk dirapikan.
Setelah mereka, datanglah beberapa rombongan siswa. Kutebak mereka anak kelas 12. Ada yang bajunya berantakan, ada yang sok keren mengenakan jaket, ada juga yang memakai celana kesempitan sampai aku risih melihatnya.
Namun, ada salah satu yang paling rapi dan good looking. Kulitnya putih, matanya sipit, sepertinya ada keturunan tionghoa. Eitss, jangan salah sangka. Aku tidak menyukainya karena di hatiku hanya ada Kak Drian seorang.
"Hai! Gue Rafael, 12Soc2. Maaf, ya, kalo ramean gini," sapa kakak good looking itu.
Aku mengangguk saja. "It's okay, Kak. Saya Aleena dari kelas 10E, ketua ekskul Rayfash Club," balasku memperkenalkan diri.
"Cantik amat, dek. Dah ada pacar belom?" tanya kakak yang celananya kesempitan itu. Iyuuhh.
Kak Rafael memperhatikan ekspresiku yang tidak berkenan. "Woy! Hati-hati lu ngomong!" tegurnya.
"Yaelah, bercanda doang!"
"Sorry, ya. Oh ini, gua bawa sweater sama kemeja. Biasanya dikasih ke panti asuhan tapi ya kegiatan ini juga sama baiknya."
Kak Rafael memberikan sebuah kantung plastik merah kepadaku.
"Gua juga nih banyak celana panjang. Jangan lupa ya buat pameran kalo desainnya udah jadi!" ujar kakak yang berambut merah itu. Sepertinya dia wibu dan terlihat ramah.
Aku mengangguk seraya tersenyum. "Pasti, Kak. Ini saya terima ya."
"Aleena, kebetulan mami gua ada butik di utara kota. Sudah berdiri sekitar 7 tahun. Kalo berminat magang, silakan hubungi atau boleh datang langsung. Gua bisa kirim akunnya nanti lewat DM insta?" ucap Kak Rafael menawarkanku.
Dia mengakhiri kalimatnya dengan nada bertanya seolah menunggu persetujuanku. Hey, sebagai seorang kakak kelas dia tergolong sopan. Beda sekali dengan pacarku. Ups~
"Wah, boleh, Kak. Kirim aja. Dan makasih untuk informasinya," balasku sopan juga.
Nada suaraku pasti terdengar sedang kegirangan. Ingat ya, bukan karena disapa Kak Rafael, tapi karena mendapat tawaran job.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before We Meet Again
Teen Fiction#1 in schoolfiction (April, Juni 2024) #3 in schoolromance (April 2024) Ini kisah seorang siswi kelas 10 yang mandiri dan pemberani, Aleena Dharmawan. Cara pandangnya yang unik membuat orang-orang menyukainya. Namun, hal tersebut juga membuatnya har...